Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Enam Nostalgia Momen Nyepi Kala Mahasiswa

14 Maret 2021   16:03 Diperbarui: 15 Maret 2021   00:17 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makin lama makin jauh dari asrama, tanpa memberitahukan pada penghuni asrama. Saat melintas di jalan depan pos TNI, saya dipanggil para aparat baju loreng yang berjaga. 

"Mau kemana Adik?"tanyanya

"Jalan -jalan aja,,,pengen lihat Nyepi kayak gimana" jawab saya polos

Akhirnya dipanggil ke pos. Ditanya -tanya. Tinggal dimana, kuliah dimana. Ujung-ujungnya dikasi tau hari raya Nyepi ndak boleh keluar rumah, meskipun hanya sekedar jalan -jalan di sekitaran tempat tinggal. Disuruh pulang. 

Nah...giliran pulang, bingung cari lokasi asrama. Karena dari pertama kuliah tinggal di Bukit Jimbaran dan belum pernah ke Denpasar. Lupa tadi awalnya dari mana karena banyak jalan kecil dan tak banyak nama -nama jalannya. Kelamaan mutar juga. 

Akhirnya dibantu diantar sama om-om TNI itu. Sampai di asrama, malah kena tegur dari Kakak Asrama. Karena kepergian saya bikin mereka bingung mau cari kemana.Mana ngga ada HP, gimana mau ditelepon...Hehe. 

Asli sampai sekarang ngga pernah lupa kejadian ini....hehe. Dijadikan pelajaran aja. Nyepi tahun -tahun berikutnya, ngga lagi. 

2. Tradisi borong belanjaan di supermaket, satu hari jelang Nyepi. 

Karena nantinya seharian menyepi di rumah, stok bahan makanan mesti ditimbun dulu. Jadi adalah pemandangan biasa manakala warga berbondong belanja di supermaket satu hari sebelum Nyepi. 

Sebenarnya bisa sih kebutuhan sehari dibelanjakan pagi ato siang, cuman lebih banyak pengunjung mamadati supermaket mulai sore hingga malam. Padahal di jam-jam segitu, pawai ogoh-ogoh dengan beraneka model dan bentuk tengah bersiap di arak keliling kota hingga malam berakhir di taman kota. 

Patung Ogoh-Ogoh yang berasal dari Bahasa Bali yang artinya sesuatu yang digoyang -goyangkan adalah wujud dari Butha Kala di malam sebelum Nyepi yang disebut Malam Pangrupukkan atau Pangrupukan saja biasanya disebut oleh warga. Dulu sempat dilombakan, sehingga warga memadati jalan tuk menonton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun