Bar...Bir...Dor
Sebagai salah satu warga dari 270 juta penduduk, bisa jadi mewakili beraneka pertanyaan di benak warga : Aparat kok mabuk? Kok bisa sampai narkoba? Kok main tembak-tembakan dalam keadaan dipengaruhi minuman keras?
Aneh memang, tapi faktanya ada. Mungkin jawaban paling gampang adalah aparat juga manusia.Â
Okelah dalam hal penyalahgunaan jabatan,mau di sipil, TNI Polri hingga perusahaan swasta, bisa saja terjadi pada oknum per oknum. Tapi rasanya sanksi sosial akan makin berat dilekatkan, Â mana kala mereka yang seharusnya menjaga keamanan dan ketertiban malah jadi pemicu kriminal. Entah melakukan sendiri atau berkelompok.Â
Lha ini dulu tes masuknya gimana ya? Â Pasti banyak warga mengulik ke sana. Bukankah prosedur dan seleksinya demiikian ketat, dan hanya yang sehat jasamani dan rohaniah saja yang bisa masuk ke sana, kok malah setelah mengenakan seragam dan punya nomor anggota korps, kok malah turun standarnya.Â
Padahal bila teman -teman korps baju coklat ini tak mengenakan uniform institusi, rasanya malah kebanyakan warga tak mengetahui bila mereka adalah pengawal keamanan dan ketertiban. Hal itu karena model dan perawakannya, bisa saja mirip dengan sebagian orang kebanyakan.Â
Jadi membaca peristiwa penembakkan oleh seorang oknum, apalagi di jam  4 pagi dalam kondisi sehabis menenggak miras terkait tagihan yang mesti dibayar, apa ini arogansi aparat atau sedang menjalankan tugas mengawal PPKM lantas nyasar singgah di kafe tersebut sebelum terjadi insiden.
 Atau mungkin sedang ada masalah keluarga sehingga pelariannya ke minuman alkohol. Bisa juga ini kumpul-kumpul nongkrong sehabis menjalankan tugas dan emosi tak terkontrol lantaran salah kata atau salah tindakan.Â
Pemeriksaan di internal korps  juga pasti akan menyasar apakah minuman itu legal,ada ijinnya apa ngga, terus kok sampai sebanyak itu tagihannya. Apa minum sendiri atau bersama orang lain, lalu apa faktor pemicunya.Â
Miris banget karena ada korban yang meregang nyawa. Itu hidup manusia bukan botol sasaran yang di arena latihan tembak.Â
Ketika institusi berusaha menjaga kewibawaannya, ternyata pelan -pelan citranya malah diikeropos orang dalam alias personilnya sendiri dengan perilaku dan tindakan tak terpuji.Â