Apa yang terjadi? Mengapa sekarang si anak merokok, urak -urakkan. Pakaiannya sudah berubah, layaknya wanita tak bener.Â
"Mama puas ? Papa senang supaya dibilang apa sama orang lain? Sekarang dimana anak saya. Bertahun-tahun, bahkan menyusuinya pun tidak. Sekarang dimana anak itu Ma?Dimana Pa?" teriaknya dan kemudian menghancurka apa aja yang ada dihadapannya. Â
Lanjutan dari hubungan dengan orang tuanya, dan upaya pencarian anaknya yang entah dmana, dan warna -warni ketemu bekas pacar yang adalah Papa si anak, membuat film ini layaknya kisah khas jaman sekarang.Â
Bedanya mungkin saat ini komunikasi dan media sosial lebih mendukung sehingga tak susah melacak jejak para mantan (mantan anak,mantan kekasih, mantan selingkuhan, dan lain-lain...hehe).Â
Film ini masuk nominator FFI 1985 bisa jadi karena banyak fenomena dan realitas sosial di masyarakat di kala itu, yang dituangkan dalam novel dengan judul sama karya Novelis Tante Nina Pane, yang juga adalah ibunda dari penulis Mas Andrei Aksana.Â
Pergaulan buruk di kalangan pelajar, keluarga tak merestui nikah muda karena MBA (Merid by accident), ditambah gengsi orang tua yang dipaksakan pada anak tanpa sadar.Â
Di satu sisi, orang tua kira anaknya akan paham dan bahagia dengan keputusan dan tindakan mereka, namun di masa depan, malah itu meneror kehidupan si anak dan hubungan sosialnya akibat tekanan, rasa bersalah dan luka batin di usia belasan.Â
Hal menarik lainnya adalah konflik berkepanjangan lantaran kehadiran anak hasil kehamilan yang tak dikehendaki, tumbuh besar dan kebingungan dengan wanita dewasa yang tak dikenalnya, Â dan tiba-tiba mengaku ibu kandungnya. Bingung apa yang terjadi antara Papanya dan si Tante dadakan.Â
Kian melebar, ketika ibu sambungnya, yang dulu dikira itu ibu kandungnya, tak terima manakala tau suaminya berhubungan kembali dengan mantan istrinya, yakni ibu kandung si anak.Â
Makin melibatkan emosi lantaran ibu sambungnya adalah sahabat karib ibunya saat SMA yang sudah berjasa membawa sang anak keluar dari Klinik Bersalin ketika ditinggalkan begitu saja karena rancangan Opa Omanya, demi memaksa ibunya menggenapi ambisi keluarga.Â
Sebuah film lama yang luar biasa, dengan beraneka pesan moral yang relevan dengan kondisi sekarang. Mulai dari konflik keluarga, persahabatan, teman makan teman, luka batin, CLBK mantan dan anak yang dibesarkan bukan dalam keluarga utuh.Â
Bukankah banyak di sekitar kita yang seperti itu?Â