Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Serpihan Mutiara Retak (1984)", Film Lama dengan Realitas Sosial Kekinian

26 Februari 2021   11:30 Diperbarui: 26 Februari 2021   11:40 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan muda yang sudah melahirkan itu, dua hari kemudian diberangkatkan ke Bandung tuk melanjutkan pendidikan. Keluarga tersebut punya 3 anak, namun dua kakaknya sudah wafat di usia muda sebelum menggenapi cita-cita ibu dan bapaknya, merengkuh pendidikan tinggi. 

Kini harapan tersisa hanya pada si bungsu. Demi citra, gengsi dan ambisi. Tanpa orang tuanya menyadari, keputusan dan tindakan mereka, spertinya baik buat keluarga dan baik juga tuk masa depan sang anak. 

Namun namun tanpa sadar, mereka telah memanfaatkan sang anak demi ambisi tanpa mempedulikan luka batin seorang ibu muda yang dipaksa membuang anaknya dan tak boleh nyambung dengan ayahnya lagi. 

Ujung dari kehidupan perempuan muda ini di masa depan, adalah sebuah tragedi dari proses di masa lalu. Rasanya bila kita ada di kehidupan seperti itu, akan mengalami dampak yang hampir sama. 

Membawa 2 rasa bersalah : pertama, bikin malu keluarga. kedua, sayang anaknya tapi harus patuh pada kehendak orang tua demi martabat mereka. Sekalian menebus kesalahannya. Lalu apakah si pria lebih banyak enaknya? Tidak juga. 

Dia merasa bersalah juga, bahkan seumur hidup mungkin, karena stigma laki-laki penjahat kelamin yang menghamili anak orang dan tak bertanggung jawab. Seks bebas bagi pria muda bila hanya sekedar fun, tak sampai hamil, mungkin tak beban. 

Tapi bila dikatakan : hey kau buntingin perempuan, lihat itu anakmu sudah lahir dan ngga ada bapaknya, jujur itu sangat menyakitkan bagi laki-laki. Apalagi omongan dari keluarga sendiri, terutama Papanya. Nasihat seorang Papa biasa dijadikan petuah karena figur penting dalam hidup. 

Jadi apabila kelak bayi tak berdosa itu bertumbuh dan diberitahu ibunya,  siapa ayah kandungnya, bisa makin rumit di kemudian hari. Ada rasa berdosa pada anaknya, dan rasa bersalah pada mantan kekasihnya. 

Bila pun nanti menikah dengan wanita lain, bisa jadi masa lalu hubungan dan status anak hasil wik wik  dari bekas pacar, berpotensi mengganggu kehidupan di masa depan si laki -laki tersebut. 

Bukankah banyak kisah serupa di masyarakat yang mungkin pernah kita dengar atau baca.  

Akhirnya....6 tahun kemudian

Sudah ada titel di depan namanya. Ibu bahagia bapak senang. Ambisi tercapai gengsi keluarga naik.  Namun ada yang berubah pada diri anaknya. Pulang ke rumah di hari ulang tahun, dan melemparkan gulungan ijazah dihapan kedua orang tua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun