Beberapa anak balita yang ikut bersama orang tuanya mulai tak tenang dan menangis. Mungkin mereka juga merasakan kondisi di dalam kabin.Awak pesawat segera menenangkan mereka bersama ibu bapaknya.Â
Hampir 1 jam goncangan keras, kadang hilang kadang muncul. Menakutkan juga, saya cuma berdoa dalam hati. Semoga baik -baik saja karena untuk sampai ke tujuan itu 3 jam penerbangan tanpa transit. Cukup lama dan cukup mengkuatirkan hingga pesawat mendarat.Â
2. Pengalaman kedua, 2016, penerbangan Lombok-Sumbawa, pesawat sudah ancang-ancang lepas landas di runway, eh balik lagi ke parkiran.Â
Runway itu untuk take off dan landing. Jadi logikanya bila pintu pesawat sudah ditutup dan bergerak dari jalur parkiran (apron) menuju runway, penumpang taunya pesawat akan cuzz mengangkasa.Â
Ternyata hanya diam. Ibarat aba-aba mau siap gerak, tapi ngga gerak -gerak juga. Lama ada sekitar 20 menitan dan ruang dalam pesawat sudah makin panas. Penumpang sudah tak tenang. Saling memandang.
Akhirnya balik ke apron. Kami para penumpang mendesak pramugari agar pintu pesawat dibuka lantaran hawa panas di dalam kabin . Mereka pun bersedia membuka dan meminta semua agar bersabar.Â
Ketika ditanya apa masalahnya, mereka tak menjelaskan. Hanya mohon sabar aja dan jangan ada yang turun. Mereka tak menjamin akan berapa lama selesai, tapi diusahakan secepatnya.Â
Saya sudah kepikiran yang aneh-aneh. Ternyata beberapa penumpang juga sama. Akhirnya sejumlah penumpang, termasuk saya, membatalkan berangkat. Kami minta turun, meski dihalangi oleh awak. Bahkan refund tiket hanya bisa balik 10 Â persen.Â
Ya sudahlah, rasanya lebih baik kami menumpang travel meski 6 jam perjalanan daripada yang cuma 30 menit tapi bertaruh dengan kondisi pesawat. Kemarin sore pesawat ini juga gagal terbang lantaran faktor cuaca. Terus sekarang pagi ini juga dengan alasan yang tak dijelaskan sama awak nya. Sudah kemana-mana dah mikirnya.
Ternyata besok harinya, salah satu nasabah di kantor yang kebetulan juga penumpang pesawat, menjelaskan bahwa kegagalan itu karena ada bagian dari pesawat yang bisa menyebabkan pesawat tak bisa landing di bandara Sumbawa nanti, apabila dipaksakan. Pilot akhirnya memutuskan untuk kembali ke apron dan memperbaikinya agar tak mengganggu keselamatan.Â
Luar biasanya awak kabin memberitahukan kendala tersebut pada para penumpang setelah pesawat landing. Karena bila diinfokan sebelum terbang dari Lombok, bisa makin banyak yang batal...hehe.Â