Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Sudah Dapat Kerja atau Buka Usaha, Tak Salah Pertimbangkan Tabungan Plus Asuransi

21 November 2020   21:03 Diperbarui: 22 November 2020   11:56 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (FREEPIK via Kompas.com)

Hanya 2 bulan tabungan saya dipotong, setelah itu ambyar....

Quote di atas itu curcol salah satu karyawan di kantor. Teringat setahun lalu, dia ikutan program tabungan plus asuransi dari bank induk. Perusahaan tempat kami bekerja adalah anak perusahaan dari salah satu bank besar di tanah air, yang merupakan bank induknya.

So, mau tak mau, suka tidak suka, rasanya wajib bagi para orang dalam kudu ikutan. 

Beraneka produk tabungan dan program di Bapaknya perusahaan itu, biasanya dishare dan info ke kami. Kadang juga, sebagai satu manajemen grup, teman -teman dari Bank XXY itu, sebut saja demikian, sowan ke cabang.

Silaturahim dibungkus dengan penawaran, ayo ikut donk...hehe. 

Jadi sejak saya keterima kerja, hari itu juga langsung ditawari sama pegawai banknya. 

"Masnya kan dah gabung, gajinya sekian, ambil donk produk tabungan ini...Bisa buat anaknya, buat ibunya atau buat Masnya juga," masih teringat penawaran Si Mba Cantik berambut lurus berkulit putih, hampir 10 tahun lalu.

Antara ngga enak disodori pilihan seperti itu, ditambah rasa sungkan dan hormat, saya iya kan juga. Memang untuk rekening gaji, harus menggunakan rekening di bank tersebut sehingga para karyawan baru, mesti membuka di sana.

Jadi pegawai banknya bisa sekalian dah, ibaratnya jualan ke orang dalam...hehe.

Setelah buku rekening di tangan, saya akhirnya milih produk tabungan plus asuransi yang kisarannya 3 tahun. Polisnya langsung diserahkan hari itu juga. Milih jangka waktu pendek karena niatnya coba-coba aja.

Pikiran saya sederhana aja. Saya kan baru keterima. Statusnya masih training. Kelar 3 bulan, kalo bagus kinerjanya, naik peringkat jadi karyawan kontrak (probation) selama 1 tahun. Jadi kurang lebih untuk bisa naik tangga ke pegawai permanen (tetap), saya butuh waktu kurang lebih 2 tahun.

Itu kalo lancar-lancar aja, ngga kasus, ngga yang aneh-aneh, dan performance-nya bagus. Jadi mengantisipasi lintasan dan perjalanan ke titik aman pertama dalam bekerja, mending ambil yang cicilan ringan dan durasinya pendek...hehe.

Kan gaji dan allowance nya juga menyesuaikan, mengikuti perubahan status dan golongan. Jadi andai nanti di tahun ke 3 bekerja, status sudah permanen, otomatis penghasilan dan lain-lainnya juga nambah.

Bisa ngambil produk asuransi yang lebih besar angsurannya atau jangka waktunya lebih lama. 

Dan akhirnya...puji Tuhan alhamdulilah, melewati proses dan perjuangan, sampai juga di titik permanen. SK (Surat Keputusan) karyawan tetapnya diberikan di Bulan April 2012. Dan program asuransi plus tabungan itu berakhir di tahun 2014. 

Karena tak terjadi claim selama 3 tahun, dari 2011 hingga 2014, dananya dikembalikan ke rekening. Cuma terima separoh karena perjanjian di polisnya, untuk yang 3 tahun, bila tak ada kejadian yang menimpa tertanggung, akan dikembalikan setengah dari totalnya. 

Saya syukur-syukur aja, karena niat di awal, seperti di atas itu, kan coba -coba doang...hehe. Yang penting finish:)

Mengapa tabungan plus asuransi itu penting? 

Life is never flat... Mungkin itu salah satu bahasa iklan sebuah snack atau camilan yang pernah kita lihat atau dengar. Meski itu levelnya meng-advertize sebuah produk, namun kebenarannya adalah memang benar. Hidup ngga pernah rata kan... 

Siapa bisa menjamin perjalanan hidup seseorang akan mulus dan lurus. Tanpa hambatan. Bukan seperti di jalan tol karena di lintasan yang katanya bebas melaju kendaraan ini pun, kadang bisa macet berkepanjangan.

Itu bikinan manusia lho, apalagi hidup manusia yang bikinannya Tuhan. Siapa bisa menebak. 

Ngga ada sms, ngga ada WA, apalagi miscall, tiba-tiba Om Covid dan Tante Corona, jalan-jalan keliling dunia. Dan kita seluruh dunia, dibuat kalang kabut lantaran pandemi travelingnya. 

BIsnis tumbang, sekolah tutup. Jutaan orang kehilangan pekerjaan dan dirumahkan. Anggaran pendapatan semua negara dialihkan tuk anggaran kesehatan warganya. Bukankah itu manifestasi dari ungkapan : LIFE IS NEVER FLAT. 

Realitanya dunia memang berubah. Bagaimana dengan ketahanan ekonomi keluarga kita? Bagaimana dengan daya tahan keuangan kita? Dompet masih ada. Rekening masih eksis. Tapi isi dalam dompet dan isi dalam rekening, mengalami ujian dan godaan. 

Mau ditarik sayang. Mau ditahan, eh banyak juga kebutuhan selama pandemi. Tarik tahan, tarik tahan, eh tarik semua. Masukin keluarin, masukin keluarin, eh keluarin semua. 

Repotnya yang keluar lebih banyak daripada yang masuk. Karena bisa saja nominal penghasilan yang diterima sudah berkurang. Laba usaha mendadak mengkeret karena simpul dan jaringan pergerakan barang dan jasa juga terimbas. 

Bila sudah demikian, bisa jadi salah satu harapan dan pegangan investasi, yang kelak nanti tetap akan diterima pada waktunya, adalah asuransi plus tabungan.  

Maksud saya adalah tabungan yang keuntungan produknya bisa sebagai asuransi juga, seperti yang saya ikuti di kantor, pada salah satu bank. 

Ada banyak produk asuransi di luar sana, cuma untuk tulisan ini, saya cuma mau share saja, seberapa bergunanya asuransi model beginian.

Kabar baiknya adalah di masa sekarang, hampir semua lembaga jasa keuangan, mengeluarkan produk tabungan asuransi. 

Entah itu berafiliasi dengan bank bapak atau ibunya perusahaan (seperti kantor saya), atau berdiri sendiri dengan keunggulan masing-masing. Kemudahan lain, semua pekerja dan usahawan, bisa ikutan. Memilih sesuai kapasitas dan kemampuan. 

1. Kemudahan pertama, cicilan sesuai kantong peserta. 

Pernah lihat cicilan tabungan asuransi mulai 10 ribu hingga jutaan rupiah? Mengapa dibilang mudah karena pilihlah sesuai kapasitas dan kemampuan. Jangan dipaksa, karena apa saja yang namanya dipaksa atau terpaksa, jatuhnya ngga enak. Jadi beban. 

Sudah pasti, makin kecil atau besar angsuran, menentukan seberapa besar manfaat plus kenyamanan yang diperoleh. Cicilan 50 ribu per bulan buat sebagian orang dirasa berat, akhirnya malas dan urung ikut. 

Meski begitu, kita juga sadar ada orang bisa sekali konsumsi makanan atau menu tertentu, yang harganya lebih dari 50 ribuan. Harga isap batang rokok dalam sebulan saja bisa lebih dari 50 ribu...hehe.

Tapi realitanya, tak sedikit orang enggan mengivestasikan nominal tertentu buat investasi kesehatan sekalian tabungan.

Jadi mengerti aja ya, bila ada sebagian dari kita yang enggan bayar cicilan BPJS di jaman sebelum Covid. Mungkin karena kesehatan bukan yang utama....tapi pada waktunya kan jadi yang utama, cepat atau lambat.  

2. Kemudahan kedua, pilihlah jangka waktu sesuai kebutuhanmu, bukan kebutuhan petugas yang menawarkan asurani, atau apa kata orang. 

Hidupmu dan kebutuhanmu, juga tantangan dan tanggunganmu, membutuhkan pertimbangan dan rasionalitas dari dirimu dan orang -orang penting di dalam hidupmu.

Karena asuransi itu masanya tahunan, bisa 3 tahun, 8 tahun, bahkan lebih di atas itu, pertimbangkanlah secara seksama, mau yang berapa tahun diambil. 

Bila salah satu gunanya buat investasi anak, lha hitung sekarang anaknya sudah umur berapa. Lagi sekian tahun sudah kelas berapa, sekolah di mana dan kisaran biayanya berapa.

Bila itu untuk investasi diri dan persiapan pensiun nanti, analisa juga, sekarang umur berapa, masa kerja lagi berapa tahun, dan uangnya mau diapakan, andai tak ada resiko atau claim selama perjalanan menabung premi.

Jadi, analisalah dan berhitung, agar tak mengambil jangka waktu yang terlalu pendek atau terlalu panjang. Yang pas sesuai kebutuhan dan kegunaaan, juga kapasitas dan kemampuan.

3. Pilihlah perusahaan asuransi dan produknya yang sudah terjamin dan terbukti. 

Penting sekali, bila kita mengikuti produk asuransi tabungan, melakukan 3P: Pilah, Pilih, dan Putuskan. Ada banyak ragam dan produknya, pilah-pilhalah sesuai kebutuhan dan kapasitas.

Setelah itu pilih. Sebelum memutuskan bergabung, pelajari perjalanan dan track record perusahaan itu. Ini termasuk citra dan jejak kasus perusahaan (bila ada), atau dari sisi klaim dan pengalaman nasabah yang berinteraksi dan berproses dalam eksekusi pencairan di sana. 

Dengarkan suara hati lebih utama, walau ada juga suara dan arahan petugas asuransi nya. 

Ketahuilah bahwa realitanya, petugas atau agen asuransi tak selamanya akan bekerja di perusahaan asuransi atau di lembaga jasa keuangan yang menjual produk itu.

Jadi apabila klaim itu terjadi atau masa pembayaran premi telah selesai dan dana siap dikembalikan, kita tetap akan berurusan dengan kantor atau perusahaannya untuk proses nya. BIsa jadi sudah tak lagi dengan perwakilan perusahaan yang dulu menawarkan. 

Putuskan perusahaan asuransi yang terbaik, karena setelah keputusan dibuat, kita akan menyetorkan angsurannya untuk waktu yang panjang, bukan sebentar, dan mungkin akan sedikit 'berjuang dan berbagi' dalam tanda kutip dengan pos-pos pengeluaran yang lain. 

Jangan sampai, sudah jalan sekian bulan atau seperempat tahun, lalu kita berhenti dan tak melanjutkan. Sayang ya karena sebagian uang kita sudah terinvestasi di sana.

Seperti teman kerja saya quote di atas. Ambil 3 tahun, baru jalan dua bulan, sudah memutuskan berhenti dan tak niat melanjutkan. Entah apa alasannya

Tapi bisa jadi apa yang terjadi padanya, mewakili tak sedikit orang di luar sana, yang sudah memutuskan ikut tuk sekian tahun, tapi tak cukup konsisten dan kuat bertahan hingga selesai. Bisa jadi karena preminya di 'kudeta' oleh pos anggaran lain.

Saya kini sudah jalan 4 tahun, masih tersisa 4 tahun lagi dengan premi sekian ratus ribu per bulan, karena saya mengambil untuk jangka waktu 8 tahun. 

Khusus untuk yang ini, bila berakhir dan tak ada proses klaim selama berjalan, total dana tak dipotong tapi akan dikembalikan semuanya. Lumayan juga sih, bisa buat renovasi rumah, sekolah anak, atau cadangan dana darurat.

Semoga bisa konsisten, sama seperti bapak ibu, Om tante, brader sister di luar sana, yang mungkin sama seperti saya, berniat konsisten hingga selesai, meski dengan sedikit perjuangan...Karena bagaimanapun, itu adalah investasi yang berguna buat kita dan orang-orang terkasih kelak.

Hanya sekadar berbagi,

Salam,
Sumbawa NTB, 21 November 2020,
21.58 Wita

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun