Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

BPKB Nganggur (Ngga) Jadi Mujur

23 Oktober 2020   13:13 Diperbarui: 25 Oktober 2020   14:38 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Just Sharing...

Kemarin sengaja pulang kerja agak malam. Bukan lembur sih namanya. Cuma karena sejak siang, beberapa tenaga outsourcing di tim menggunakan meja kerja plus PC saya untuk menyelesaikan target harian mereka, udahannya saya harus merelakan ngga bisa ngopi ganteng sore hari di pinggir pantai, seperti biasanya. 

Kota Sumbawa Besar topografinya memang berbatasan laut di sisi utara. Ke sanalah kadang saya menyepi. Mencari inspirasi  ditemani segelas kopi. Ngga cuma untuk kerjaan di kantor. Tapi juga buat kebutuhan lain, termasuk ide mau nulis apa di K...hehe.  

Jadi ketika lagi konsentrasi di layar komputer, mendadak masuk panggilan di HP. Sengaja saya mengeraskan suaranya agar bisa terus mendengar suara penelpon sembari tangan dan mata tetap bekerja. 

"Selamat Malam...Maaf mengganggu," terdengar suara perempuan muda di seberang sana.

Aduh..malam -malam gini. Mana merdu suara bernada alto ini, Renyah di telinga namun pensaran di kepala. Ada apa gerangan menelpon diriku. 

" Ada yang bisa dibantu Mba? 'tanya saya  

"Bisa cek kan kontrak nya Mas. Sudah lunas cuman masih ada denda. Nomor platnya EA 6*** AG. Pengen tahu," jawabnya meminta

Akhirnya saya kabulkan keingintahuan nasabah cewek itu. Muncul tampilan data dan riwayat kontrak. Cuma sedikit heran lantaran kontrak sudah lunas namun agunan tidak diambil. 

"Ini sudah lunas cicilan nya Mba. Kok ngga diambil BPKB nya?" penasaran saya

"Itu masalahnya Mas. BPKB saya dipinjam teman, dimasukkan di situ, sekarang saya 'bergesekan'  dengan dia." ujar Si Mba itu. 

Kata bergesekan dalam tanda kutip itu mengandung makna jalinan pertemanan yang tak akur. Akar penyebabnya itu sebuah buku yang bernama Buku Pemilik Kendaraan Bermotor.  Ternyata Si Mba penelpon dan sohib bisnisnya yang meminjam BPKB nya itu, sebelumnya berkarib akrab. Mereka telah bersama sekian waktu mengerjakan sejumlah proyek. 

Kedekatan bisnis dan saling percaya, membuat Si Mba mau saja menyerahkan miliknya sebagai agunan di kami.Persyaratan pengajuan selain bisa BPKB milik sendiri, dapat juga BPKB kendaraan yang sudah dibeli dari orang lain, meskipun belum balik nama. Untuk legalitasnya, wajib melampirkan bukti jual beli legal. 

Ada indikasi bahwa Si Mba dan teman yang mengajukan kredit di kami, berusaha memanipulasi petugas dengan menyatakan bahwa memang unit sudah dibeli dan jadi miliknya. Kejadian seperti ini kerap terjadi. 

Pemilik yang sebenarnya akan curhat ke petugas pada saat berada dalam kondisi ada dusta di antara pemilik asli dan pemilik palsu...Janji tak akan bermasalah, namun menyisakan masalah kala kontrak sudah berjalan. 

" Aku malu nagih ma dia Mas. Padahal butuh banget BPKB nya," kata Si Mba

"Mungkin pengaruh Covid Mba, jadi kedampak," jawab saya
" Ha...Corona? Orang di statusnya makan di hotel, ngopi di cafe, gimana mungkin bilang ngga ada uang?" kata Si Mba curhat. Mulai meninggih nadanya. 

Akhirnya mengalir semua. Ungkapan kekesalan soal denda dan tunggakan yang belum dilunasi temannya. Ditutup dengan penyesalan dalam sebuah kalimat : Aku nyesal ngasih ma dia. 

Pinjam Meminjam BPKB Nganggur, Bisa (Ngga) Mujur.

Pernahkah mengalami kisah hampir -hampir mirip dengan apa yang dipaparkan di atas? Bila pernah, bersyukurlah. Karena itu dapat menjadi pelajaran berharga. Maksudnya, bila nantinya lancar sampai akhir, berarti sudah berjasa membantu orang lain, meski bukan fisik uang yang dipinjamkan tapi fisik BPKB. 

Kalaupun tidak lancar dan ujung-ujungnya bermasalah, bersyukur juga lah. Paling tidak sadar potensi bahaya dan dampaknya. Terhadap diri sendiri dan terhadap relasi yang telah terbangun antara peminjam dan pemilik yang sebenanrnya. 

Beberapa hal yang terkadang jadi kebiasan di masyarakat : 

1. Pemilik BPKB Nganggur, memberi pada orang lain untuk dijadikan jaminan. 

Ini banyak bangettt...Kerap terjadi ketika hubungan sosial antara dua orang semakin erat. Kadang tak erat -erat juga namun ketika ada relasi usaha atau kontrak ekomoni pada kedua pihak, bisa berakhir solusi dengan BPKB nganggur di pinjamkan. Misal ketika butuh dana tuk sebuah proyek, bisa saja BPKB nganggur sang relasi dijadikan sebagai tambahan modal. 

2. BPKB nganggur di jadikan jaminan oleh beberapa orang dalam satu komunitas, dengan memakai nama salah satu anggota

Ini juga lazim dilakukan. Misal sekumpulan Emak -Emak komunitas masak -memasak pengen bikin kegiatan lomba kuliner. Untuk mencukupkan anggaran dijamnikan lah salah satu BPKB temannya dengan pinjaman sekian selama jangka waktu tertentu. 

Tak masalah bila lancar. Namun ketika sekian orang dalam komunitas itu tak lancar urunan untuk membayar cicilan per bulan, karena ada kebutuhan lain yang diprioritaskan, bisa saja masalah akan muncul.Masalah dengan pemberi kredit dan masalah juga orang per orang penghuni komunitas tersebut. 

3. Pinjam uang ke teman, tak dikasih uang, tapi dipinjamkan BPKB Nganggur. 

Lebih aman mana, bila seorang meminjam uang pada kita, ngasih uang sendiri atau ngasih BPKB kita yang nganggur? Sebagian orang bisa jadi lebih suka opsi kedua. Mengapa? Alasannya uang sendiri tak keluar. Selain itu ada banyak lembaga pemberi kredit,membolehkan agunan BPKB, meski nama pengaju tak sama dengan nama di BPKB tersebut. 

Persyaratannya adalah bisa dibuktikan dengan kuitansi jual beli atau dokumen legalitas lain, yang menyatakan bahwa unit sudah dibeli dan BPKB adalah milik pengaju namun belum dibalik nama, sehingga masih menggunakan nama pemilik sebelumnya.

Lagipula proses balik nama BPKB tidak semuanya cepat, ditambah alasan kesibukan tak bisa urus, sehingga celah ini bisa dipakai oleh pengaju sebagai alasan. 

Sayangnya, pemilik asli BPKB nganggur, malah terkadang bekerja sama dengan pemilik palsu, seolah -olah proses jual beli itu benar-benar terjadi diantara kedua pihak. Tujuannya,. agar cair kreditnya. 

Masalah pembagian prosentase berapa -berapa diantara mereka berdua, kadang tak dapat dilacak lantaran setelah pinjaman disetujui, pihak pemberi kredit jarang yang menelisik sejauh dan sedalam itu. 

Bagaimana BPKB Nganggur bisa tetap Mujur ? 

Ini pertanyaan menarik, namun dari pengalaman mengelola nasabah dengan agunan BPKB nganggur, mungkin bisa diterapkan : 

1. Ajukan dengan BPKB Nganggur milik sendiri atau milik keluarga inti dalam satu KK (Kartu Keluarga). 

Mengapa harus 1 KK ? Karena ikatannya beda antara yang dalam 1 KK dengan yang beda KK. Kartu keluarga juga menyatakan hubungan tempat tinggal dalam 1 rumah, sehingga mudah terkontrol. Mudah pula terbangun rasa memilki dan rasa tanggung jawab, bila terpakai sebagai agunan.Lebih baik sih pakai punya sendiri. Dijamin lebih besar rasa tanggung jawabnya...hehe. 

2. Gunakan dana cair dengan bijak dan efektif. 

Agar BPKB nganggur jadi mujur, gunakanlah dana yang diperoleh sesuatu yang bermanfaat dan berdaya guna. Misalnya salah seorang nasabah saya, yang pernah saya tuliskan kisahnya sebagai pemilik kos, menggunakan dana pinjaman untuk membeli dua unit kulkas dan dijadikan usaha es batu dan jus buah. 

Setiap hari uang hasil penjualan nya di tabung per hari, lalu setelah terkumpul, dibayarkan sebagai cicilan. Dua unit lemari es itu menghasilkan uangnya sendiri untuk membayar cicilan selama setahun, dan setelah lunas, masih terus terpakai.

Lagi pula ada bukti fisiknya yang bisa dilihat bahwa hasil dari BPKB nganggur tak sia -sia, tapi efektif. 

3. Bila membeli kendaraan bekas dan BPKB masih atas nama orang lain, ada baiknya di lakukan proses balik nama sebelum dijaminkan. 

Sekarang mungkin masih ada beberapa lembaga pemberi kredit yang membolehkan. Namun siapa tahu, di beberapa tahun mendatang, tak ada lagi keringanan persyaratan seperti itu. 

Keuntungan lain dengan BPKB Nganggur atas nama sendiri, kita tak lagi menyimpan dalam BPKB itu bukti copy KTP pemilik sebelumnya atau kuitansi jual beli sebagai dokumen legalitas. Karena tak penting lagi bila sudah nama pemilik kedua yang tertera di dalamnya. 

4. Rawat dan jaga BPKB Nganggur di rumah. 

Ngga munhkin jadi mujur kalo BPKB nya rusak, tercoret atau bolong -bolong dimakan rayap. Mau dijaminkan di manapun, penerima agak berat bahkan tak mau menerimanya. 

So jaga dan peliharalah. Taruhlah di tempat yang aman, nyaman, dan mudah diambil. Jauhkan dari jangkauan si anak yang kadang dikira buku tulis biasa. 

Ulasannya bisa baca di tulisan saya yang ini,pernah dituangkan di Kompasiana juga, Punya Kendaraan Sendiri, Jangan Lupa Rawat Juga BPKB-nya 

Demikian tulisan ringan hasil curhatan Si Mbah bersuara renyah di HP saya...hehe.

Salam BPKB Mujur tetap mujur...

Sumbawa NTB, 23 Oktober 2020

13.55 Wita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun