Secara logika orang awam, bisa jadi untuk beberapa alasan ini, mengapa eksekusi seks tak legal di lakukan di sana ;
1. Lebih murah dibanding hotel berbintang
Emang berapa sih ? Rata -rata hotel melati dibanderol mulai 75 ribu hingga di atas seratus ribu. Itu harga rata -rata di Kota Mataram atau di Kota Denpasar. Ada yang 200 an juga. Cuma kadang orang berpikir bila per malam nya sudah 300 an ribu mending sekalian di hotel berbintang aja. Tak sedikit hotel berlabel star 3 yang promo di kisaran harga segitu.Â
Tapi bila tujuannya tuk membuang hajat, mungkin bagi mereka tak perlu yang mahal. Apalagi ada biaya yang dikeluarkan tuk booking. Entah yang ceweknya yang mengenakan ekstra fee atau bisa saja cowok nya yang dibayar.
 Hari gini ibarat nya ngga ayam kampus yang naik harganya. Kumbang kampus pun mulai dilirik tante girang yang merindukan hasrat pria muda.Â
2.Bisa jadi identitas tamu  disamarkan.Â
Seringnya terciduk pasangan tak sah dalam satu kamar oleh aparat, bisa jadi memunculkan dugaan indikasi ke sana. Realitasnya adalah tak semua hotel melati seperti itu. Dalam suatu perjalanan dinas sekian tahun lalu ke sebuah kota kecil di kabupaten, tetap petugas memintakan KTP asli dan meregister nama saya di buku tamu.Â
Bila dibedah lagi, bisa jadi sang tamu masuk duluan, lalu pasangan selingkuh atau teman kencan nya datang belakangan dengan menyamar sebagai orang yang mau ketemu dengan tamu di kamar sekian. Biasanya karyawan di ruang depan, tak terlalu intens menanyakan kebutuhannya apa dan sebagai apa terhadap si tamu. Hal yang juga hampir mirip dilakukan petugas resepsionis di hotel berbintang.Â
Yang disayangkan apabila karyawan sudah tahu ada indikasi ke sana, namun membiarkan atau mengabaikannya. Jarang memang kita membaca di berita pengelola penginapan kena sanksi atau hukuman. Karena yang masuk berita biasanya pelaku maksiatnya saja.Â
3. Pasangan  esek -esek datang dari kelas sosial menengah ke bawah.Â
Dengan harga kamar sekian pe malam, dapat diduga dari kelas mana pelakunya. Sudah bukan rahasia lagi, pelacur kelas atas atau pria muda  ganteng dengan perut six pack dan badan hasil olah tubuh di fitnes, biasanya mensyaratkan tempat eksekusi dengan kriteria tertentu.