Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Hotel Melati dan Penginapan Murah, Citra Hotel Esek-esek Kok Bisa?

30 September 2020   13:57 Diperbarui: 30 September 2020   19:12 1302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri_2014_sebuah rumah penginapan di luar kota

Secara logika orang awam, bisa jadi untuk beberapa alasan ini, mengapa eksekusi seks tak legal di lakukan di sana ;

1. Lebih murah dibanding hotel berbintang

Emang berapa sih ? Rata -rata hotel melati dibanderol mulai 75 ribu hingga di atas seratus ribu. Itu harga rata -rata di Kota Mataram atau di Kota Denpasar. Ada yang 200 an juga. Cuma kadang orang berpikir bila per malam nya sudah 300 an ribu mending sekalian di hotel berbintang aja. Tak sedikit hotel berlabel star 3 yang promo di kisaran harga segitu. 

Tapi bila tujuannya tuk membuang hajat, mungkin bagi mereka tak perlu yang mahal. Apalagi ada biaya yang dikeluarkan tuk booking. Entah yang ceweknya yang mengenakan ekstra fee atau bisa saja cowok nya yang dibayar.

 Hari gini ibarat nya ngga ayam kampus yang naik harganya. Kumbang kampus pun mulai dilirik tante girang yang merindukan hasrat pria muda. 

2.Bisa jadi identitas tamu  disamarkan. 

Seringnya terciduk  pasangan tak sah dalam satu kamar oleh aparat, bisa jadi memunculkan dugaan indikasi ke sana. Realitasnya adalah tak semua hotel melati seperti itu. Dalam suatu perjalanan dinas sekian tahun lalu ke sebuah kota kecil di kabupaten, tetap petugas memintakan KTP asli dan meregister nama saya di buku tamu. 

Bila dibedah lagi, bisa jadi sang tamu masuk duluan, lalu pasangan selingkuh atau teman kencan nya datang belakangan dengan menyamar sebagai orang yang mau ketemu dengan tamu di kamar sekian. Biasanya karyawan di ruang depan, tak terlalu intens menanyakan kebutuhannya apa dan sebagai apa terhadap si tamu. Hal yang juga hampir mirip dilakukan petugas resepsionis di hotel berbintang. 

Yang disayangkan apabila karyawan sudah tahu ada indikasi ke sana, namun membiarkan atau mengabaikannya. Jarang memang kita membaca di berita pengelola penginapan kena sanksi atau hukuman. Karena yang masuk berita biasanya pelaku maksiatnya saja. 

3. Pasangan  esek -esek datang dari kelas sosial menengah ke bawah. 

Dengan harga kamar sekian pe malam, dapat diduga dari kelas mana pelakunya. Sudah bukan rahasia lagi, pelacur kelas atas atau pria muda  ganteng dengan perut six pack dan badan hasil olah tubuh di fitnes, biasanya mensyaratkan tempat eksekusi dengan kriteria tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun