Jangan cuma sekali. Ada baiknya di lain waktu, bila ada kejadian kecelakaan lagi, dan kebetulan sedang melintas berkendara di jalur yang sama, turunlah dan amati. Bila terburu-buru atau mungkin kendaraan yang dinaiki adalah transportasi umum, cukup melihat saja dari jendela.Â
Frekuensi mengamati seperti ini lambat laun akan memunculkan dua respon di dalam diri yang secara otomatis muncul.Â
Pertama, akan berkata:Â waduh kenapa itu, kasian ya. Respond kedua, ya biasa saja. Datar, terus berujar: oh kecelakaan ya. Kemudian kendaraan yang Anda setir atau tumpangi akan berlalu dari pemandangan itu.Â
Tak ada yang salah pada respon pertama dan kedua di atas. Karena posisi melihat sedang berada di dalam atau di atas kendaraan yang sedang melintas. Namun lain halnya,bila turun dan melihat secara dekat. Minimal ada tiga tipe orang, yang bakalan ditemui saat berdiri langsung di dekat korban.Â
Dari beberapa kali pengamatan saya mencatat ada 3 perilaku warga +62, manakala menemui kejadian kecelakaan di jalan rayaÂ
1. Tipe warga yang antusias langsung menolongÂ
Umumnya ini adalah mereka yang pertama kali melihat kejadian tabrakan atau berada berdekatan langsung dengan lokasi kejadian. Setelah melihat dan mendekat, apakah mereka langsung melakukan tindakan keselamatan terhadap korban? Belum tentu.Â
Ada yang mendekat, lihat-lihat korbannya siapa, laki perempuan, lukanya di mana, kesenggolnya di mana, setelah itu, mundur dan membiarkan orang lain bertindak. Justru kendaraan korban atau kendaraan pelaku dipindahkan lebih dahulu agar tak menghalangi lalu lintas.Â
Tipe penolong sejati, biasanya akan langsung mengangkat tubuh korban dan memindahkan ke lokasi yang aman. Kemudian melakukan pertolongan segera membawanya ke rumah sakit (RS) terdekat (bila kondisi parah.
Tanpa memikirkan apakah memakai kendaraan dia ataukah mencegat kendaraan lain sebagai ambulans pengganti. Tak ada roda 4, roda 2 atau roda 6 pun jadi.Â
2. Tipe wait and see alias tipe yang mau bantu, tapi lihat-lihat dulu.Â