Ketika mampir ke rumahnya, wiraswastawati berusia 59 tahun itu, yang sehari-hari berdagang jus buah di tengah Kota Sumbawa, memang sudah seperti orang tua sendiri saking dekat dengan kami di kantor.
"Hmm...," saya cuma mengangguk angguk dengan mulut mengunyah opor tahu dengan sayur nangka.
"Tambah lagi ya," tawar beliau.Â
Belum dijawab ya atau tidak, sudah dituangkan beliau sedikit ke piring. Meski wajah saya tersenyum, dalam hati: hancur sudah (dietku) hehe.Â
Pemberian yang baik harus diterima meski....
1. Dalam soal makanan, hampir setiap orang punya pilihan dan selera masing -masing. Jadi tak bijaklah bila dibatasi hanya pada selera pribadi dan mengesampingkan atau memandang dengan rasa tak suka pada makanan kesukaan orang lain. Misalkan saya tak suka makanan berbahan santan.
Itu tidak berarti pemberian makanan (masakan) yang mengandung santan akan ditolak. Tetap diterima dengan baik karena walaupun tak disantap, dapat memberikannya pada orang lain. Misalkan pada saudara, orang tua atau pasangan, dengan menjelaskan apa adanya mengapa diberikan pada mereka.Â
2. Menolak secara langsung kadang bisa melukai secara emosi (dan hati) pada mereka yang memberikan secara tulus. Ini bisa berdampak pada hubungan yang sudah terjalin. Pengecualian pada maaf kata, misalkan makanan yang tak dbolehkan secara keyakinan orang tersebut. Namun bila seseorang mengenal kita dengan dekat, otomatis akan mengenal juga pilihan keyakinan yang dianut. Dengan sendirinya, tak akan ditawarkan makanan (masakan) yang disadari itu bertentangan dengan keyakinan si penerima.Â
3. Sekali -kali tak apa. Maksudnya adalah bila sudah rutin diet sepanjang jangka waktu tertentu , karena situasi dan kondisi, tak ada salahnya menerima pemberian makanan di luar menu diet.Â
Misalnya saat makan bersama dalam acara kantor dan komunitas sosial lantaran tak ada pilihan lain alias wajjib. Catatannya adalah cukup sehari atau dua hari, setelah itu kembali ke menu semula. Tujuannya agar tidak keterusan dan ketagihan rasa, nanti malah lupa sama dietnya. Tubuhmu adalah hadiah dari Sang Kuasa sehingga tahu dan sadar apa yang "dimasukkan".Â
Jadi bagaimana dengan opor ayam tetangga di atas?Â
Hmm...sudah kuhabiskan sesuai nomor 1, 2 dan 3 ini, hehe:)