Kesehatan memang bukan segalanya, namun tanpa tubuh yang sehat, tak mungkin semua aktitas harian dapat terlaksana. Termasuk dalam menjalankan aktifitas keagamaan.Â
Negara menjamin kemerdekaan tiap warga untuk memeluk agama dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya, namun andai aktifitas itu berpotensi membahayakan dalam tanda kutip kesehatan sesamanya, layaklah itu dipertimbangkan untuk tak dijalankan.
Virus Covid-19 tak memandang keyakinan. Semua pemeluk agama punya potensi yang sama. Benar bahwa kehidupan diberikan Sang Khalik, tapi keputusan dan kehendak bebas berpulang pada manusia.Â
Pilihlah apa yang baik, bagi diri sendiri dan bagi sesama. Karena esensinya hidup adalah bermanfaat bagi banyak orang. Bila dia tak menjadi saudaramu dalam iman, biarlah dia menjadi saudaramu dalam kemanusiaan. Sebuah ungkapan yang mulia.Â
Di Kabupaten Sumbawa, untuk umat Kristen dan Katolik, kemarin sudah ada imbauan agar tak ada ibadah bersama di gereja. Umat melakuka ibadah sendiri di rumah bersama keluarga.Â
Ini sejalan dengan arahan dari PGI atau Persekutuan Gereja -Gereja di Indonesia. Sebuah keputusan yang baik. Karena tak berkumpul bersama pun, di jaman online seperti sekarang, saling menguatkan secara spiritual dapat dilakukan dalam komunitas grup maupun secara pribadi.Â
Karena sejatinya membentengi diri sendiri dan tak menularkan ke orang lain juga adalah bagian dari ibadah.Â
Salam,
Sumbawa, NTB, 22 Maret 2020
13.40 Wita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H