Just Sharing....
Genap sudah tiga minggu hari berjalan di bulan ini. Teringat di tanggal satu lalu, saya menulis di akun media sosial :Bulan baru semangat baru. Ternyata Bulan Maret 2020 memang butuh semangat di atas semangat, Dobel spirit.Menyemangati diri sendiri untuk melewati teror corona.Â
Karena tak mungkin menyemangati orang lain andai diri sendiri tak semangat. Apalagi memberi semangat pada orang -orang tersayang di dalam hidup.Â
Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Usai gelombang pertama Virus Covid-19 menghantam negeri tirai bambu hingga negeri gingseng, kini gelombang keduanya menghantam Indonesia dan beberapa negara lain. Tak tanggung-tanggung. Di tanggal-tanggal segini warga +62 tak hanya babak belur dihajar tanggal tua, tapi juga 'dibogem' Si Corona.Â
Daya beli masyarakat menurun krena kebijakan stay at home. Penawaran berkurang, pengangguran sementara meningkat.Â
Sektor-sektor penyumbang pendapatan pada skala usaha kecil melemah lantaran penghasilan yang tak seberapa mesti berbagi anggaran masker, pembersih tangan, dan produk penambah daya tahan tumbuh. Sudah harganya naik, langka pula di pasaran
"Maaf Om, habis masker yang biasa,. Ada yang ini saja, masker N-95, harga eceran  65 ribu," kata Mba Pelayan di Apotik Kimia Farma, tadi malamÂ
Banyak pembeli di apotik BUMN yang berlokasi di seberang jalan Rumah Sakit Umum Kabupaten Sumbawa itu. Beberapa mereka, seperti halnya saya, Â mengurungkan niat untuk membeli. Sayang uangnya.Â
"Uang segitu bisa dapat beras 5 kilo," ujar Bibi Inak, wanita asal Lombok penjual jagung bakar di samping gedung olahraga.Â
Tak dapat pula disalahkan soal stok tak ada. Manakala permintaan meningkat dan penawaran terbatas, sudah hukum ekonomi harga akan naik. Corona memang tak pandang bulu. Tak pilih -pilih level pekerjaan dan level ekonomi.Â
Tinggal di perumahan mewah atau di gang sempit,berkantong tebal atau berkantong kering, semua berpotensi menjadi korban.Itu mungkin namanya korona...alias korban semena-mena. Korban uang,korban harta, korban waktu, korban kebijakan dan yang paling miris adalah korban nyawa. Â Â