Gaji berkurang atau dipotong lantaran perusahaan atau tempat kerja terkena dampak dari badai covid-19, ambil sisi positifnya saja. Hidup memang penuh kejutan. Life is never flat.... Ada naik ada turun. Â Tak semua yang direncanakan terjadi sesuai harapan. Persiapan sebagus apapun, situasi dan kondisi yang menentukan.
Tak hanya kita sebagai orang per orang. Pemerintah juga. Kebijakan diskon tiket ke destinasi wisata dalam negeri terseok -seok dihantam badai corona. Coba lihat berita kapal -kapal pesiar luar negeri yang megah dan mewahnya bak hotel berjalan. Merapat di Pelabuhan kota lumpia Semarang ditolak Pak Gubernurnya.Â
Masuk Surabaya juga tak terima. Lanjut ke Bali. Di Pelabuhan Benoa di pulau dewata itu, buat masuk saja susahnya pake prosedural pemeriksaan ini dan itu. Ujung-ujungnya singgah juga. Giliran lanjut ke NTB, propinsi yang terkenal dengan pulau seribu mesjid itu masih belum mau terima.Â
Mengapa? Karena devisa tak dapat mengalir maksimal. Dollar di kantong wisatawan mancanegara tak sampai berpindah ke angkutan wisata, pedagang kuliner lokal, toko oleh-oleh dan tenaga kerja di akomodasi hotel dan penginapan, termasuk jasa spa dan pengelola obyek wisata.Â
Ada enam hal positif yang dapat diambil  berkenaan badai corona yang terjadi sekarang, apa saja ?
1. Dana untuk transportasi liburan atau traveling , dapat dialihkan untuk kebutuhan lain yang sifatnya investasi atau yangdirasakan lebih berguna di masa depan. Tak hanya dalam bentuk asuransi, tapi bisa juga investasi tabungan buat anak-anak, atau hari tua. Hey...tuanya kan masih lama, saya kan masih muda.Â
Iya tau, coba pertimbangkan untuk investasi beli rumah atau hunian kan bisa. Ntar umur makin beranjak, belum tentu sudah punya rumah sendiri. Investasi juga bisa ke dalam bentuk modal usaha,  emas batangan,  atau tabungan yang dapat digunakan atau dicairkan  sewaktu -waktu. Toh rencana untuk bepergian keluar negeri atau traveling dalam negeri dapat ditunda menunggu berlalunya epidemi virus corona.Â
2. E-Commerce dan pembelanjaan via media online meningkat. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2019 kurang lebih 264 juta. Dari jumlah sekian, berdasarkan data APJJI alias Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia ada sekitar 171 juta jiwa yang telah terhubung ke internet.Â
Bisa dibayangkan dengan adanya virus Covid-19 yang dapat tertular melalui sentuhan tangan dan paparan bersin, orang akan berpikir untuk menjauhi pusat keramaian. Dan salah satu tempat orang banyak berkumpul adalah di pusat perbelanjaan.Â
Bisa jadi lantaran tak ingin keluar atau pergi jauh, orang cenderung memilih jalur belanja online. Jaman sekarang, apapun bisa pesan dan antar. Tak hanya kota besar, kota kecil pun mulah dirambah jastip alias jasa titip. Klop dengan fenomema mager generasi sekarang alias malas gerak kaum rebahan. Ternyata ditindas badai corona pun, sektor perdagangan masih eksis...hehe:)