Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pulang dari Natuna,WNI Observasi Corona Siap-Siap Hadapi Ini

15 Februari 2020   13:37 Diperbarui: 15 Februari 2020   15:26 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu....

Membaca tweet Kemenko PMK tadi pagi ,saya jadi ingat lagunya Kla Project yang judulnya Yogjakarta. Iya, lagu hits tahun 90 an itu punya syair-syair di bait pertama yang entah mengapa, terasa pas diberikan pada 238 WNI yang telah menjalani observasi di Pulau Natuna. Hari ini mereka akan pulang. Ada rindu dalam dada. Ada kangen yang menggebu -gebu.Tidak hanya mereka yang merasakan.

Tapi juga orang-orang tercinta yang menantikan kepulangannya setelah sekian lama diliputi rasa was-was. Apakah anakku, orang tuaku, pasanganku atau saudaraku, yang diobeservasi itu positif virus corona atau tidak. Dapatkah kita merasakan apa yang mereka rasakan?

Ibarat sandera,melewati proses demi proses. Mulai dari evakuasi penjemputan dengan maskapai Batik Air di Wulan, ibu kota Provinsi Hubei oleh tim khusus TNi. Pemeriksaan demi pemeriksaan dijalani hingga akhirnya ditempatkan di Natuna  pada 2 Februari lalu. Itupun masih kita membaca di media,bahwa ada pro kontra dengan ditaruhnya mereka di sana.

Sebagian menyetujui keputusan pemerintah menempatkan di sana,namun ada segelintir yang merasa keberatan. Hal yang wajar karena resiko dari tertular virus Covid-19 dapat menyebabkan kematian dan sifat penularannya yang cepat.   

Hari ini,15 Februari 2020, dikutip dari tweet BNPB Indonesia, pemerintah lewat Kementerian Kesehatan diwakili Menteri Kesehatan Bapak Terawan Agus Putranto mengumunkan para 238 WNI itu akan dipulangkan ke daerah masing -masing setelah melalui serangkain prosedur pemeriksaan dan dinyatakan sehat 

dokpri_twettbnpb
dokpri_twettbnpb
"Mohon doa restunya, semoga proses pemulangan berjalan dengan lancar dan tidak ada kendala. Semoga mereka dengan baik diterima oleh keluarganya dan masyarakat, penuh senyuman penuh keharuan," demikian harapan Pak Menteri

Untuk pemantauan kesehatan setelah kepulangan, Kementerian Kesehatan akan meminta dinas kesehatan di daerah untuk melakukan Surveilance Tracking, yakni serangkaian pengamatan secara kekeluargaan dengan cara yang nyaman terhadap para WNI tersebut karena mereka adalah orang-orang yang sehat, bukan dengan cara intelijen. 

Menyambung apa yang dipaparkan Pak Menteri, saya hanya berpikir secara sederhana,kira -kira apa yang bakalan di hadapi oleh saudara-saudara kita ini setelah momen haru dan peluk-pelukan kala tiba di rumah masing -masing. Apa saja ? 

1. Doa ucapan syukur

Berpulang pada keyakinan masing-masing, paling tidak pihak keluarga akan melangsungkan ibadah. Bisa dirumah atau di tempat beribadah dengan mengundang sanak -saudara dan handai taulan untuk datang. 

2. Siap-Siap di tanya -tanya

Entah kebiasaan atau sudah dari sononya, masyarakat kita suka kepo ingin tahu. Mulai dari pertanyaan,ngapain aja di sana (di Natuna), diperiksa apa saja, di tes apa saja, siapa yang periksa sampai Pulau Natuna itu dimana.

Pertanyaan silih berganti,bisa jadi mulai dari saat pertama tiba di rumah sampai saat ibadah syukur sampai besoknya bila ketemu teman,sodara, tetangga , teman-teman satu grup WA,dan lain sebagainya.

3. Didatangi wartawan dan bisa jadi siaran live

Teman-teman wartawan,entah di daerah atau media nasional, akan mencari sumber berita. Para WNI yang 238 ini,bisa jadi salah satu atau salah dua,akan muncul di TV atau di koran untuk diwawancarai, Mulai dari bagaimana sejak awal evakuasi dari Wulan, apa yang dijalani setelah sampai di tanah air dan di bawa ke Natuna, hingga perjalanan pulang dan serpihan -serpihan memon haru pulang dan bertemu dengan keluarga. 

4. Sebagian masyarakat (mungkin) masih belum 'berdamai' dengan kembalinya ke tengah masyarakat

Ada peribahasa, dalam laut bisa diduga, dalam hati siapa yang tahu. Meskipun pemerintah diwakili oleh kementerian kesehatan dan pejabat daerah menerima dan bahagia dengan kepulangan saudara -saudara kita ini, namun tidak menungkiri bahwa bisa saja ada persepsi di kalangan masyarakat untuk menjauhi dan masih merasa kuatir untuk bersosialisasi dan menjaga jarak, Mulai dari lingkup keluarga yang terdekat bahkan mungkin bisa ke temannya sang anak, atau kenalannya pasangan atau atasan dan relasi di tempat bekerja. Harapannya jangan sampai ada yang demikian karena seperti yang dikatakan Pak Menteri, saudara -saudara kita ini sehat. 

masih seperti dulu
tiap sudut menyapaku bersahabat
penuh selaksa makna

Referensi :

1. antaranews.com
2. twitter.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun