Aiesh Rumbekwan, Direktur Walhi Papua kepada VOA (voice of amerika) edisi bahasa indonesia mengatakan, banjir yang melanda sentani bukan peristiwa yang berdiri sendiri. Peristiwa itu terjadi karena kerusakan tata ruang yang terjadi bertahun -- tahun dan tidak ditindak. Akhirnya, saat terjadi bencana, alam mengingatkan manusia.
Danau Sentani menjadi rumah keberlangsungan hidup bagi ribuan suku sentani dari ujung barat sampai ujung timur.Puluhan bahkan ratusan tahun Gunung Cycloop yang sudah ditetapkan sebagai cagar alam telah menjadi ibu bagi Suku Sentani dan suku asli lain di Jayapura. Menahan laju limpasan air dari puncaknya agar tidak meluap sampai ke danau.Â
Siang atau sore usai jam sekolah, mereka harus balik ke kampung. Pilihannya bila tidak mendayung sendiri dengan perahu, mereka menumpang perahu motor dengan membayar ongkos. Sungguh sebuah perjuangan yang luar biasa untuk mendapatkan pendidikan.
Duka Sentani tidak hanya duka papua. Duka sentani adalah duka Indonesia. Duka kawasan cagar alam yang dieksploitasi tanpa kontrol dari pemegang kebijakan.
Cyloop hanya salah satu contoh dari sekian banyak hutan cagar alam yang mengkin sudah 'terluka' di sana sini dan menunggu saatnya untuk menangis dan menumpahkan amarahnya. Bila alam sudah tak lagi bersahabat dengan manusia, kemana kelak kita manusia akan berdiam?
Salam,
Sumbawa NTB, 23 Maret 2019
Putra Sentani di perantauan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H