Mohon tunggu...
Ajang Dodi
Ajang Dodi Mohon Tunggu... -

Be a Creative because Writing is Idealism (waduh bener ga yah??)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gayus Season 99

21 Januari 2011   07:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:20 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di akhir dekade 90an sampai awal tahun 2000an pernah ada sebuah sinetron yang ceritanya sangat panjang berjudul Tersanjung. Saking panjangnya Tersanjung cerita itu dibuat sampai seri ke Sembilan. Ceritanya tak pernah selesai-selesai. Ketika suatu masalah tengah menemukan penyelasaian maka masalah/konflik berikutnya dimunculkan. Bahkan lucunya ketika Adam Jordan bisa memerankan tokoh yang berbeda dari setiap serinya. Tapi mungkin dulu cerita Tersanjung masih bisa dikatakan menarik, karena sinetron sejenis itu belum banyak menjamur di layar kaca.

Jaman berubah dan tahun pun berganti. Saat masyarakat mulai lupa dengan sejarah Tersanjung 1 sampai Tersanjung 9, kembali muncul sinetron yang bersiap memecahkan rekor seri Tersanjung. Kali ini sinetron tersebut berjudul Cinta Fitri, dan telah mencapai season 7, saat penanyangan sinetron tersebut berpindah channel dari stasiun TV yang satu ke stasiun TV yang lain.

Tapi baik Tersanjung maupun Cinta Fitri itu semua tentu tak terjadi di dunia nyata. Cerita itu hanya fiktif dan permainan pikiran seorang bernama penulis skenario. Berbeda dengan sebuah cerita nyata yang minggu-minggu belakangan ini semakin gencar muncul di semua layar kaca setiap stasiun televisi, dan juga menghiasi hadline semua surat kabar local maupun nasional.

Cerita itu adalah milik seorang bernama Gayus Halamonan Tambunan. Seorang tersangka kasus mafia pajak yang merugikan negara puluhan milyar. Cerita tentang Gayus semakin seru dan panjang. Ceritanya pun semakin sulit ditebak dan jauh lebih berkualitas dibandingkan sinetron dan film-film Indonesia yang semakin turun kualitasnya.

Setelah sebelumnya sinetron Gayus telah melewati berbagai season dari cerita penangkapan dia di Singapura oleh Satgas Pemberantasan Anti Mafia Hukum, hingga cerita-cerita Gayus keluar masuk rutan, dan yang terbaru tentang lagu tentang Gayus. Kali ini cerita Gayus kembali memasuki season baru. Malah saking bingungnya saya tak tahu sinetron Gayus ini sudah masuk ke season yang ke berapa.

19 Januari lalu, setelah Gayus dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara dan denda 300 juta rupiah, Gayus memberikan pernyataan yang membuat publik terkejut –dan sekaligus melahirkan season baru cerita tentang dirinya--. Gayus mengatakan dia merasa dibohongi oleh anggota Satgas Pemberatasan Mafia Hukum bahwa dirinya akan dijadikan whistle blower. Lebih dari itu Gayus pun mengatakan kepergiannya dan penjemputannya di Singapura semuanya adalah rekayasa dari anggota Satgas. Mendengar pernyataan Gayus, para anggota satgas pun seolah kebakaran jenggot dan segera menggelar konfrensi pers sore harinya.

Apabila yang dikatakan Gayus adalah benar maka cerita yang terjadi hari rabu lalu merupakan rentetan fakta-fakta baru yang belum terungkap ke publik.  Lebih dari itu season baru ini membuat publik semakin penasaran dan menanti fakta-fakta lainnya yang memang belum terungkap. Kita juga akan mulai sadar betapa berbakatnya Gayus menjadi seorang penulis skenario ataupun sutradara. Gayus bisa dengan pas memunculkan fakta baru, disaat hukuman buatnya telah dijatuhkan.

Namun tentu saja munculnya season 99 ini tidak boleh melupakan substansi pokok dari persoalan Gayus tentang pajak perusahaan-perusahaan besar. Sudah jadi rahasia umum di Indonesia jika ada cerita baru yang lebih menarik, maka cerita lama akan dilupakan begitu saja. Seperti kasus Century yang bagai hilang ditelan bumi oleh kasus teroris...

Season 99 harus bisa menjadi kunci pengungkapan semua fakta yang memang belum terungkap. Jangan sampai season baru ini malah semakin mengaburkan fakta-fakta  lain yang memang tidak boleh diungkap.

Gayus oh Gayus..., Entah harus sampai season berapa kasusmu akan tuntas.



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun