Teknologi, teknologi dan teknologi, merupakan sebuah kata yang sering kali terdengar di telinga kita. Bagaimana tidak, hidup tanpa teknologi pada era saat ini membuat seperti kembali ke zaman purba. Yang biasanya sat-set secara cepat dan tepat tanpa teknologi, terasa hambar, sulit, bahkan merasa hidup ini tak berguna.Â
Benar sekali teknologi memang banyak digunakan dalam berbagai aspek seperti hiburan, penunjang kerja, pelajaran, bahkan beberapa sistem dipendidikan. Pada penunjang sistem sendiri teknologi biasanya dijadikan alat pelengkap manajemen administrasi. Jika bersua tentang administrasi, terbesit dibenak tentang kertas, catatan, data, dan hal lain yang meribetkan hidup. Ya benar sekali, namun pada zaman yang sudah canggih ini teknologi yang membuat semuanya lebih mudah bak membalikkan telapak tangan saja.
Pada bimbingan konseling, teknologi juga ikut andil dalam sistem perkonselingan. Seperti yang lagi viral kali ini, konseling menggunakan sistem daring atau bisa disebut curhat secara online dengan konselor.Â
Jadi kita tak perlu lagi repot-repot bertemu secara tatap muka hanya untuk termehek-mehek mengeluarkan cerita yang kita punya. Memang pada era digital ini semua yang semulanya jauh menjadi dekat, sulit menjadi mudah, rumit menjadi praktis. Tapi, kita jangan terlena pada kenikmatan teknologi yang ada karena semua itu ada plus dan minusnya.
Teknologi memang membuat semuanya seakan tidak ada apa-apanya, namun teman-teman konselor kita memeiliki beberapa tantangan dalam era tersebut. Seperti mereka yang dituntut untuk mengerti program-program apa yang harus digunakan, disisi lain mereka juga harus memadai peralatan yang akan dipakai guna kelancaran.Â
Terlepas dari itu semua beberapa diantara program tersebut membutuhkan jaringan internet yang kuat dan memadai, asupan batrai yang cukup atau listrik yang mumpuni. Kita cukup miris jika membahas soal jaringan dan listrik, jika kita pikir kembali di daerah pelosok untuk mendapat makanan saja sudah untung. Mereka susah payah untuk mendapatkan jaringan terkadang sering sekali jaringan mereka terputus dibeberapa waktu tertentu karena adanya permasalahan. Lantas bagaimana terjalannya manajemen administrasi, atau sesi konseling secara online di daerah pelosok tersebut?
Indonesia merupakan negara kepulauan, dari Sabang sampai Merauke dari Sumatra hingga Papua. Tak merata persebaran teknologi untuk saudara-saudara kita. Jika kita kaji ulang tidak menutup kemungkinan di daerah kota terdapat buta teknologi karena sumber daya manusia yang tidak diperbarui. Tenaga-tenaga guru yang sudah lulus bertahun-tahun lamanya terkadang memiliki keterbatasan dalam teknologi sehingga kegiatn konseling pun terhambat.Â
Memang itu merupakan sebuah tantagan dari poin-poin diatas, tapi dapat kita lihat dengan kondisi seperti ini bagaimana kita memajukan manajemen yang terletak hanya di ranah BK saja belum lagi menjalar keranah pendidikan lainnya. Pada tahun 2021 lalu CNN menyatakan bahwa Digital Quality of Live di Indonesia bersanding pada peringkat ke 72 dari 110 Negara di dunia.Â
Tercetak cukup jauh sekali dari 20 bahkan 50 besar peringkat DQL dunia. Hal tersebut yang mendasari Indonesia harus beradu dan memperbaiki teknologi dan kemajuan dibidangnya.Â
Pemberataan yang dilakukan untuk menjangkau daerah plosok agar merata dan saling merasakan kemajuan teknologi yang ada. Penambahan diklat mengenai teknologi terkhusus pada guru-guru yang telah lama lulus untuk menambah penunjang melek teknologi di era ini. Setelah semua terwujud program, manajemen, administrasi yang dilakukan secara online pun akan berjalan secara lancar dan lebih mudah.
Jangan sampai pada era yang mudah ini pemanfaatan yang harusnya bisa dimanfaatnya tertutup rapat-rapat karena tidak mengerti fungsi dan cara penggunaan yang tepat.Â
Dengan teknologi dan pendidikan yang kita miliki diharap untuk para konselor lebih melek untuk membantu memajukan negeri. Dengan sebuah perbuatan kecil seperti manajemen dibidang konseling saja bisa merambat ke bidang lainnya. Keberhasilan pada suatu bentuk membuat semuanya tertular akan edukasi yang ada.Â
Semoga kedepannya teknologi dapat dimanfaatkan untuk penunjang program-program ke BK-an ini. Jangan sampai kita kalah dengan negara lain yang sudah memanfaatkan teknologi semaksimal mungkin.
Contoh dari pemanfaatan teknologi dalam manajemen bimbingan dan konseling yaitu dengan adanya E-sistem BK yang berbasis web yang digunakan untuk meningkatkan akuntabilitas dalam manajemen pada layanan kegiatan bimbingan dan konseling. Kalau begini mau ngumpulin data, administrasi, dan juga manajemen kegiatan bimbingan dan konseling bakal jadi lebih efisien. tapi sayang sekali, pemanfaatan E-sistem BK berbasis web masih belum optimal. Lagi dan lagi karena guru bk yang masih belum melek teknologi dan juga masih belum familiar dengan penggunaan E-sistem BK yang jadi kendala sekarang ini.
Tapi gak perlu cemas, itu cuma masalah waktu saja. Agar penggunaan web tersebut menjadi optimal maka guru BK perlu mengikuti kegiatan pengembeangan keprofesian dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang IPTEK. Kegiatan dapat diselenggarakan dalam bentuk sosialisasi tentang E-sistem BK dan juga melakukan pelatihan bagi guru BK dalam mengelolah E-sistem BK berbasis web.
Author: Sri Liana Ali, Erik Farhan Syah, Miftah Hasan Bashori, Adni Salihati Azizi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI