Mohon tunggu...
D. Adnindya Amalia
D. Adnindya Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG Prajabatan UM

All we need is freedom. Be humble, be kind, be the ♡.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Stop Stonewalling!

26 November 2022   14:45 Diperbarui: 26 November 2022   14:56 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Cukup!!"

"Nggak mau tahu!"

"Silahkan ngomong, setelah itu aku nggak mau bahas ini lagi!"

"Tinggalkan aku sendiri!"

"Aduh!! Lagi-lagi begini!"

Apa itu STONEWALLING?

Stonewalling adalah tindakan menolak (dengan keras) berkomunikasi, menghindar, dan sebagainya, dengan tujuan menghindari rasa malu, bersalah, atau lari dari tanggung jawab. Bisa dengan tiba-tiba mengakhiri pembicaraannya, mendiamkan tanpa penjelasan, keluar ruangan dengan kasar, atau tidak menjawab chat. Tindakan ini membuatmu merasa diabaikan dan tidak didengar, mereka tidak mau tahu pendapat dan perasaanmu dan tidak mau diskusi untuk mencari solusi bersama.

STONEWALLING dapat berupa:

1. Tidak mau berdiskusi baik-baik saat ada konflik.

2. Tidak mau terbuka dan jujur membahas alasan sesuatu terjadi.

3. Tidak mau tahu pendapat atau sudut pandang orang lain.

4. Tidak mau kompromi atau mencari jalan tengah.

5. Hanya mau dirinya dituruti.

6. Tidak mau berusaha dan bekerjasama.

STONEWALLING adalah bentuk komuikasi yang tidak sehat, dan seringkali berawal dari rasa takut dan frustasi. Seakan-akan baik untuk meredam agar tidak sampai terjadi keributan. Namun seara jangka panjang tidak baik, karena masalah terus dipendam tanpa solusi. Dalam beberapa situasi, stonewalling dapat tergolong tindakan manipulatif: mendiamkan sesorang sampai mendapat yang dia inginkan. Hal ini membuat yang didiamkan merasa tidak tenang atau tidak punya pilihan lain.

Berkomunikasi dengan Lebih Baik

  • Belajar jujur pada diri sendiri. Jika tidak setuju atau menyukai sesuatu, kita boleh untuk bilang, asalkan dengan cara yang baik dan tidak kasar.
  • Belajar memberikan ruang. Jika seseorang belum siap bicara, jangan dipaksa. Sediakan waktu yang baik. Seringkali, stonewalling adalah bentuk reaksi defensif saat tidak menghadapi konflik.
  • Utarakan yang kita inginkan, bukan yang tidak kita inginkan. Saat ada konflik, fouslah mengatakan kebutuhan atau pendapatmu dengan kaliimat positif. Jangan memberi tuduhan dan banyak menyalahkan lawan bicaramu.
  • Kesampingkan ego. Bagi orang tertentu, minta maaf dan mengakui kesalahan bukan hal yang mdah. Ada orang yang tidak bisa menerima kalau orang lain lebih benar. Penting untuk belajar bersikap terbuka.

Bagaimana kalau aku korban STONEWALLING?

Jika kamu sudah berusaha berkomunikasi dengan baik namun dia tidak mau mengerti, maka kemungkinan besar masalahnya ada pada dirinya sendiri. Jadi, jangan masukkan perlakuan mereka ke hati. Itu bukan kesalahanmu. Bukan karena kamu kurang baik, kamu boleh diperlakukan seperti itu. Never forget your worth! Jangan sia-siakan perasaanmu untuk orang yang tidak menghargaimu.

Aku berharap dengan artikel ini kita semua belajar untuk tidak menjadi pelku stonewalling ya. Yuk kita sama-sama belajar untuk lebih gentle dalam menghadapi sebuah permasalahan dengan orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun