Mohon tunggu...
D. Adnindya Amalia
D. Adnindya Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG Prajabatan UM

All we need is freedom. Be humble, be kind, be the ♡.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Public Speaking (2)

20 April 2021   07:55 Diperbarui: 20 April 2021   08:02 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan oleh seorang pembicara:

1. Pembuka konversional.

2. Isi yang tidak jelas.

3. Nada suara yang monoton.

4. Bahasa tubuh yang pasif.

5. Mimik wajah yang datar.

6. Tidak menggunakan metafora, cerita dan ilustrasi.

Kemudian mari kita ketahui rahasia-rahasia seorang pembicara sukses:

1. Belajar dari pengalaman sendiri.

Semua orang pasti gugup kalau pertama kali tampil didepan umum. Sama seperti pebisnis, dokter, guru, pembicara dan lain-lain.

Tetapi dalam ruang lingkup public speaking hanya satu kali gugupnya yaitu disaat pertama kali teman-teman berada didepan para audience.

Pernah belajar atau presentasi didepan kelas?

Seorang public speaker juga mengingat dulunya begitu.

2. Belajar dari pengalaman orang lain (role model).

Kita melihat Mario Teguh, jadi ingin seperti dia. Kita melihat Deddy Corbuzier, terbayang mengikuti gayanya. Kita melihat motivator, kita seolah-olah sedang mengikuti jejak mereka. Bukankah begitu?

Dan itulah yang sejatinya belajar dari pengalaman orang lain.

3. Berlatih di depan cermin.

Berlatih didepan cermin adalah salah satu cara untuk menghilangkan rasa gugup sebelum tampil didepan umum. Berlatih didepan cermin memberikan kekuatan pada diri kita sendiri, pemberi penyemangat bagi diri kita sendiri.

Untuk melihat sejauh mana kita berkembang sebelumnya.

Tanamkan motivasi pada diri kita dan tujuannya mengapa kita harus berani tampil di depan umum tersebut.

Seperti saya pribadi, sayang ingin untuk menjadi seorang pemimpin yang handal dan dibutuhkan masyarakat,

Berarti menjadi seorang pemimpin juga harus bisa berbicara didepan umum.

4. Bicara kepada siapapun yang mau mendengarkan kita.

Teknik yang terakhir ini adalah sebuah kepastian. Kita bisa mencobanya terlebih dahulu kepada rekan-rekan kita. Tanpa adanya awal mula seperti ini maka public speaking masih belum sempurna.

Bagi yang sudah handal 3 poin diatas, bisa langsung ke poin ke-4.

Selanjutnya, apa yang dirasakan saat pertama kali berbicara di hadapan umum?

1. Keringat dingin.

2. Pucat.

3. Gemetar.

4. Bingung.

5. Kebelet kencing.

6. Takut gugup.

7. Sesak napas.

Dan lain-lain.

Semua berawal dari pikiran kita yang dimana semua itu diciptakan oleh pemikiran kita masing-masing. Percaya atau tidak, pikiran kita dapat mengubah apa yang kita yakinkan untuk berbicara di depan banyak orang. Yang asalnya percaya jadi gugup tergantung kondisi.

Terkadang seorang siswa yang sedang melakukan public speaking di depan kelasnya, tiba-tiba ada kepala sekolah yang datang ke kelasnya menjadikannya menjadi gugup.

Sebagai contoh lain, pernah lihat orang yang bawa pistol andaikan kita berada di dekat orang itu. Apa yang akan kita lakukan? Deg-degannya sangat luar biasa, bukan? Pikiran kita menjadi kosong.

Jadi, ambillah langkah terbaik yaitu menghipnotis diri sendiri terlebih dahulu. Akhirnya 100% akan mulai mereda dan semangat lagi untuk melanjutkan public speaking untuk kedepannya.

Di zaman sekarang, para public speaker itu takut yang namanya jabatan dan lulusannya peserta dibanding senior yang berpengalaman. Kenapa demikian? Karena kalau gugup, kita bisa dipanggil senior itu.

Apa yang kita bayangkan (rasa takut). lepaskan saja itu. Kita pasrahkan dan tetap rileks, tersenyum, kemudian memberi arahan dan motivasi.

Setiap orang punya caranya masing-masing dalam berbicara. Ada yang suka ngelawak, ada yang suka pantun. Itu tidak salah. Membuat hiburan agar audience tidak mengantuk ditambah diri kita juga tidak tegang. Tugas kita semua harus menemukan ciri khas kita sendiri terlebih dahulu.

Suka sulap? Belajar sulap atau suka memberi motivasi? Hapalkan berbagai isi motivasi dan kombinasikan dengan pikiran kita. Yang perlu dihapalkan itu isi motivasinya atau tujuan motivasinya untuk teks keseluruhan tidak perlu dihapal karena miliki orang lain atau kita sebut dengan nama pengembangan teori.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun