Dasar otak udang, hujan itu rezeki, badai petir itu peringatan"
"Kamu itu kalo ngomong selalu bertele tele"
"Namanya juga anak sastra"
"Memang sastra harus bertele tele?"
"Bukan,atau mungkin iya, sastra lebih dari itu, otak mu aja yang tak ada bakan dalam hal demikian"
"Hemm"
"Sudahlah jangan dipikir,nanti otakmu ikut patah, tadi orang yang nabrak sudah dibawa kekantor polisi, katanya sih mabuk"
Kholis pun tak tertarik dengan topik yang di bicarakan oleh Alwi sahabatatnya, tentang wanita yang menabraknya tadi pagi, mungkin ini takdir, mau bagaimana lagi kalo menghindar mah tidak mungkin, sebenarnya mungkin jika tadi pagi saya bersedekah atau berbuat kebaikan lain yang membuat kemalangan tidak jadi menghampiriku, aduh ambooii, sudahlah sudah terjadi mau bagaimana lagi.
"Ya Allah kholis, gimana nak"
Serak suara ibu kholis bersama dengan ayah dan ke dua adiknya yang baru saja tiba dar kampung halaman.
Merekapun saling tatap tanpa ada satu katapun selama 5 detik, air mata ibu khois menganak sungai, ibu kholis pun memeluk kholis diikuti ayah dan kedua adiknya tak lupa Alwi pun terbawa suasana dan ikut dalam pelukan hangan mereka.