Setelah proses pewarnaan selesai, kain diangkat dan dibilas dengan air bersih untuk menghilangkan sisa-sisa pewarna. Kemudian, kain direbus dalam air panas untuk mengikat warna agar tidak mudah luntur. Proses perebusan ini juga bertujuan untuk melembutkan serat kain. Setelah dingin, kain dikeringkan di tempat yang teduh.
Tahap terakhir adalah pelorodan malam. Malam yang melapisi kain dihilangkan dengan cara direbus dalam air mendidih. Proses pelorodan ini dilakukan secara bertahap untuk menghindari kerusakan pada serat kain. Setelah semua malam terkelupas, kain dibilas hingga bersih dan dikeringkan.
Setelah melalui proses yang panjang dan penuh ketelitian, akhirnya sebuah karya batik yang indah dan autentik tercipta.Â
Melalui totebag batik Wringin Lawang ini, kita tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga membuka peluang bagi generasi muda untuk mengenal dan mencintai batik. Mari bersama-sama mendukung keberlangsungan industri batik dan memastikan bahwa warisan budaya ini tetap hidup dari generasi ke generasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H