Mohon tunggu...
KKNT UNESA MOJOKERTO 9
KKNT UNESA MOJOKERTO 9 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kelompok KKNT 9 Universitas Negeri Surabaya , Yang melakukan kegiatan KKN di Desa Jatipasar , Kabupaten Mojokerto , Jawa Timur.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Mengangkat Batik Wringin Lawang Dengan Inovasi Totebag

21 Desember 2024   21:57 Diperbarui: 21 Desember 2024   21:56 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Batik Wringin Lawang, dengan motifnya yang terinspirasi dari keindahan candi dan alam khas Jawa Timur, telah menjadi simbol kekayaan budaya Indonesia. Kini, warisan leluhur yang sarat makna ini hadir dalam bentuk yang lebih kekinian, yaitu totebag. Bayangkan saja, keindahan warna-warni cerah dan motif yang rumit pada batik Wringin Lawang kini menghiasi tas jinjing yang siap menemani aktivitas sehari-hari. Perpaduan antara seni batik tradisional dengan fungsionalitas tas membuat totebag batik Wringin Lawang menjadi pilihan yang menarik bagi para pencinta fashion yang ingin tampil unik dan berkelas.

Motif-motif pada batik Wringin Lawang menyimpan sejuta makna. Ada yang terinspirasi dari keindahan candi Wringin Lawang , Ketika menggunakan totebag batik Wringin Lawang, kita tidak hanya membawa sebuah tas, tetapi juga membawa serta warisan budaya yang kaya akan sejarah dan filosofi. 

Keunikan totebag batik Wringin Lawang terletak pada perpaduan antara tradisi dan modernitas. Motif-motif batik yang klasik dipadukan dengan desain totebag yang kekinian menghasilkan tampilan yang unik dan menarik. Totebag ini tidak hanya berfungsi sebagai wadah untuk membawa barang-barang pribadi, tetapi juga sebagai statement fashion yang mampu meningkatkan kepercayaan diri penggunanya.

Totebag batik Wringin Lawang tidak hanya diminati oleh masyarakat lokal, tetapi juga menarik perhatian para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Dengan desain yang unik dan kualitas yang terjamin, totebag ini memiliki potensi besar untuk menjadi oleh-oleh khas dari Mojokerto. Selain itu, totebag batik Wringin Lawang juga sangat cocok dijadikan sebagai souvenir.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Proses kreatif pembuatan totebag bermotif batik Wringin Lawang ini dimulai dari tahap perancangan yang penuh inspirasi. Kami dengan telaten menggambar motif batik Wringin Lawang yang khas, menggabungkan garis-garis halus dan tegas untuk menciptakan pola yang memukau. Setelah desain final tercipta, tahap berikutnya adalah proses penjiplakan motif dari kertas ke kain mori yang telah disiapkan. Dengan menggunakan alat bantu yang tepat, setiap detail motif dipindahkan dengan cermat, memastikan bahwa hasil akhir totebag akan memiliki tampilan yang autentik dan menawan.

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Setelah proses penjiplakan motif batik Wringin Lawang ke atas kain mori selesai, tahap selanjutnya adalah proses pencantingan yang penuh ketelitian. Canting, alat tradisional berbentuk seperti pena dengan ujung logam kecil yang berlubang, diisi dengan malam cair. Dengan penuh percaya diri, kami menggoreskan canting mengikuti garis-garis motif yang telah dijiplak. Malam cair yang keluar dari ujung canting akan membentuk lapisan tipis di atas kain, menutupi bagian-bagian yang tidak ingin diberi warna. Proses pencantingan ini membutuhkan konsentrasi tinggi karena setiap goresan akan menentukan keindahan pola batik yang dihasilkan. Ketebalan lapisan malam juga harus diperhatikan agar warna dapat meresap dengan baik saat proses pewarnaan. Proses pencantingan ini seringkali menjadi tahap yang paling memakan waktu, namun juga merupakan tahap yang paling memuaskan karena melihat motif batik mulai terbentuk dengan jelas.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Setelah proses pencantingan selesai, kain mori yang telah dilapisi malam siap untuk diwarnai. Tahap pewarnaan ini merupakan salah satu tahap yang paling krusial karena warna yang dipilih akan sangat mempengaruhi keindahan motif batik. Proses pewarnaan umumnya dilakukan dengan cara mencelupkan kain ke dalam larutan pewarna alami atau sintetis. Warna alami seperti nila, soga, dan kunyit sering digunakan untuk menghasilkan warna yang lebih lembut dan tahan lama. Namun, pewarna sintetis juga dapat digunakan untuk menghasilkan warna yang lebih cerah dan beragam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun