Mohon tunggu...
Adnan Abdullah
Adnan Abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Traveler

Membaca untuk Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah Kerajaan Gowa

11 Juni 2024   15:15 Diperbarui: 11 Juni 2024   15:34 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada saat libur lebaran yang lalu, saya mengajak putri saya untuk mengunjungi Museum Balla Lompoa yang berada di Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.

Tujuannya adalah agar putri saya itu bisa mengenal sejarah dan asal-usul daerah leluhurnya.

Museum ini didirikan pada tahun 1973 yang digunakan untuk menyimpan benda-benda pusaka peninggalan Kerajaan Gowa dan penyelenggaraan acara-acara resmi kerajaan.

Kerajaan Gowa adalah kerajaan yang berpusat di selatan Pulau Sulawesi, tepatnya di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.

Kerajaan ini didirikan oleh para bangsawan Gowa dengan mengangkat seorang wanita yang disebut Tumanurung dan suaminya Karaeng Bayo sebagai pasangan Raja Gowa pertama pada awal abad ke-14.

Pada masa kejayaannya, wilayah Kerajaan Gowa meliputi Pulau Sulawesi, Kalimantan bagian timur, Nusa Tenggara, Timor, Maluku Selatan, hingga Filipina Selatan dan sebelah utara Benua Australia.

Sejak pertama didirikan, Raja Gowa disebut Somba, Setelah Raja Gowa ke-14, yaitu I Mangerangi Daeng Manrabbia masuk Islam pada awal abad ke-17, gelar Somba diganti dengan Sultan, sehingga I Mangerangi Daeng Manrabbia diberi nama Sultan Alauddin.

Salah satu Raja Gowa yang populer karena kegigihannya melawan penjajah Belanda adalah Raja Gowa ke-16, yaitu Sultan Hasanuddin yang dijuluki Ayam Jantan dari Timur pada abad ke-17.

Kerajaan Gowa berakhir ketika Raja Gowa ke-36, yaitu Sultan Aiduddin menyatakan Kerajaan Gowa bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemerintah Indonesia kemudian merubah Kerajaan Gowa menjadi Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan dan melantik Sultan Aiduddin sebagai Bupati Gowa yang pertama pada tahun 1957.

Gambar di kiri atas adalah Salokoa atau Mahkota Raja Gowa yang berbentuk kerucut bunga teratai yang memiliki lima helai kelopak. Mahkota itu terbuat dari emas murni seberat 1.768 gram yang dihiasi dengan sekitar 250 butir permata berlian.

Mahkota itu dulunya digunakan pada saat pelantikan raja-raja Gowa, mulai dari Raja Gowa pertama pada abad ke-14 sampai dengan Raja Gowa ke-36 di abad ke-20.

Mahkota itu disimpan di dalam salah satu kamar yang ada di dalam museum tersebut dan hanya dikeluarkan dari tempatnya pada momen tertentu.

Gambar di kiri bawah adalah bangunan Museum Balla Lompoa tampak dari depan.

Adapun gambar sebelah kanan adalah Penulis dengan busana kerajaan ketika mengunjungi museum Balla Lompoa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun