Mohon tunggu...
Adnan Abdullah
Adnan Abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Traveler

Membaca untuk Menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tauhid Rububiyyah

18 Februari 2023   11:58 Diperbarui: 18 Februari 2023   12:00 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Tauhid Rububiyyah (Sumber: deepublishstore.com) 

Kata Tauhid berasal dari Bahasa Arab, yaitu wahhada yuwahhidu tauhidan, artinya membuat sesuatu menjadi satu.

Dalam ajaran Islam, Tauhid adalah mengimani Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai satu-satunya yang patut disembah dan tiada sekutu bagi-Nya.

Para ulama terdahulu kemudian membagi ilmu tentang Tauhid ke dalam tiga bagian yang tak terpisahkan, yaitu Tauhid Rububiyyah, Tauhid Uluhiyyah, dan Tauhid Asma wa Sifat.

Tauhid Rububiyyah adalah meyakini hakikat Allah Subhanahuwata'ala sebagai Yang Maha Pencipta, Yang Maha Kuasa, dan Yang Maha Mengatur.

Namun demikian memahami Tauhid Rububiyyah saja tidak cukup, tapi juga harus dibarengi dengan Tauhid Uluhiyyah dan Asma wa Sifat.

Tauhid Uluhiyyah adalah mengesakan Allah dalam segala bentuk peribadatan, baik yang lahir maupun batin, dimana hanya Allah semata yang berhak disembah, tidak ada sekutu bagi-Nya.

Adapun Tauhid Asma wa Sifat adalah meyakini nama-nama dan sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Asmaulhusna.

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjelaskan tentang Tauhid melalui firman-Nya dalam Al-Qur'an Surat al-Ikhlas sebagai berikut:

"Katakanlah, Dia-lah Allah yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala urusan, Dia tidak beranak dan tidak ada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya." (QS. Al-Ikhlas: 1-4).

Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa Imam Ahmad meriwayatkan dari Ubay bin Ka'ab bahwa orang-orang musyrik pernah berkata kepada Rasulullah sebagai berikut:

"Hai Muhammad, terangkanlah kepada kami nasab Tuhanmu."

Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan firman-Nya dalam al-Qur'an Surat al-Ikhlas tersebut untuk menjawab pertanyaan mereka.

Al-Qur'an Surat al-Ikhlas tersebut adalah salah satu dari sekian banyak firman-Nya yang menjelaskan tentang Tauhid Rububiyah, yaitu pengakuan atas hakikat Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai Yang Maha Pencipta, Yang Maha Kuasa, dan Yang Maha Mengatur.

Dalam bab-bab selanjutnya, kita akan membahas secara lebih mendalam tentang Tauhid Rububiyyah, yang kemudian ditindaklanjuti dengan Tauhid Uluhiyyah dan Asma wa sifat, dengan berlandaskan pada al-Qur'an dan hadits, serta pendapat para ulama.

DIsalin dari Buku Tauhid Rububiyyah (deepublishstore.com) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun