Mohon tunggu...
Adnan Abdullah
Adnan Abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Seorang pembaca dan penulis aktif

Membaca, memikir dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Daya Magis Piala Dunia

12 Desember 2022   06:57 Diperbarui: 12 Desember 2022   07:10 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Instagram fifaworldcup 

Piala Dunia FIFA tahun 2022 di Qatar sedang berlangsung sejak tanggal 20 November dan saat ini sudah memasuki babak Semi Final yang menghadirkan empat tim, yaitu juara bertahan Prancis, Argentina, Kroasia dan tim kejutan Maroko.

Selama tiga pekan penyelengaraan Piala Dunia, kita tidak hanya disuguhkan permainan sepakbola tingkat tinggi oleh 32 negara peserta, namun juga kemenangan-kemenangan yang membahagiakan tim yang menang dan suporternya dan kekalahan-kekalahan yang menyesakkan bagi tim yang kalah dan suporternya. 

Emosi dan air mata berpadu menjadi satu. Ada tangis bahagia dan tentu ada tangis pilu karena kekalahan. Semua paham, dalam pertandingan sepakbola, tentu ada yang menang dan ada yang kalah, namun hal itu tidak membuat semua tim dan pendukungnya bisa menerima kekalahan dengan lapang dada. 

Hal itu bisa terjadi karena turnamen yang paling populer sejagad ini memang memiliki daya magis yang luar biasa. Piala Dunia bukan sekedar ajang pertandingan sepakbola antar-negara, namun lebih dari itu. Piala Dunia bukan sekedar kebanggaan individu pemain, pelatih, oficial, namun juga ada harga diri bangsa dan negara setiap tim yang menjadi peserta. 

Sama dengan penggemar sepakbola lainnya, bagi saya Piala Dunia adalah tontonan yang tidak boleh dilewatkan. Saya sudah menonton ajang sepakbola dunia itu sejak tahun 1986 di Meksiko. Waktu itu Diego Armando Maradona berhasil membawa Argentina menjadi juara dunia. 

Sejak saat itu, saya mengindolakan Maradona dan timnya Argentina. Sejak saat itu juga, saya tidak pernah absen menyaksikan ajang sepakbola dunia yang diadakan setiap empat tahun itu di televisi. Jadi Piala Dunia 2022 di Qatar ini adalah Piala Dunia yang ke-10 yang saya tonton langsung di televisi.

Sebenarnya saya sudah berencana untuk nonton langsung Piala Dunia ini ke stadion ketika berlangsung di Brasil pada tahun 2014, namun tidak terlaksana karena terkendala waktu dan biaya. Pada Piala Dunia kali ini pun, saya juga sudah punya rencana untuk datang langsung ke Qatar, namun belum bisa terlaksana lagi karena masalah waktu. Jika diberi umur panjang dan kesehatan, mungkin di Piala Dunia berikutnya. 

Selain menjadi fans Argentina, saya juga merupakan fans Timnas Brasil. Berbeda dengan Argentina. Jika saya mengidolakan Argentina karena faktor individu Maradona, Gabriel Batistuta dan Lionel Messi, maka saya mengindolakan Brazil, selain karena teknik individu pemainnya juga karena permainan secara tim. 

Saya menyukai gaya Samba Brasil.  Bagi saya, pemain-pemain Brasil bukan sekedar pemain bola, namun juga seniman bola. Kalau Argentina punya Maradona dan Messi, maka Brasil punya lebih banyak pemain yang setara Maradona dan Messi, sebut saja Pele, Zico, Romario, Ronaldo, Ronaldinho, hingga Neymar.   

Sama seperti turnamen-turnamen sebelumnya, maka Di Piala Dunia 2022 ini saya tentu memfavoritkan Brasil dan Argentina untuk juara lagi, meskipun saya menyadari tidak akan mudah karena untuk menjadi pemenang dalam turnamen ini, teknik individu saja tidak mencukupi, namun juga harus ditopang dengan strategi yang tepat dan mental yang kuat. 

Hal itu terbukti dalam kekalahan Brasil dari Kroasia pada babak perempat final yang lalu. Hal itu tentu mengecewakan saya. Brasil semestinya bisa melangkah lebih jauh, namun hasil akhir berkata lain. Saya sangat memahami tangisan pilu Neymar, kemenangan yang sudah di depan mata berkat golnya, pupus seketika akibat kesalahan strategi tim yang mengakibatkan mereka kebobolan di menit-menit akhir. Kesalahan strategi kembali berlanjut pada babak adu penalti.

Kini tersisa empat tim di babak semi final. Pada hari Rabu lusa, tanggal 14 Desember, Juara bertahan Prancis akan ditantang pembunuh raksasa Maroko, sedangkan tim unggulan Argentina akan menghadapi runner up Piala Dunia 2018 Kroasia. 

Secara pribadi saya berharap Argentina yang masuk final, lalu tampil sebagai juara, namun hal tersebut tidak akan mudah. Kroasia nampak semakin solid dan berpotensi membuat kejuatan seperti Piala Dunia 2018 yang lalu, bahkan lebih dari itu. 

Juara bertahan Prancis pun kini semakin solid karena masih diperkuat pemain-pemain eks Piala Dunia 2018 yang nampak semakin matang. Tim kejutan Maroko juga tidak boleh diremehkan karena saat ini mereka sedang on fire dan siap untuk membuat kejutan berikutnya. 

Piala Dunia memang selalu berdaya magis luar biasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun