Saat ini kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialami oleh seorang penyanyi dangdut sedang ramai diperbincangkan.Â
Setelah korban melaporkan suaminya ke polisi, sang biduan bertubuh kecil itu mendapat simpati dan dukungan banyak pihak atas keberaniannya melaporkan kasus KDRT yang dialaminya.Â
Keberanian untuk melaporkan KDRT patut didukung karena sesungguhnya banyak wanita di luar sana yang mengalami KDRT, namun tidak memiliki keberanian untuk melaporkan KDRT yang dialaminya kepada polisi.Â
Sayangnya keberaniannya itu menjadi antiklimaks setelah korban memutuskan untuk mencabut laporannya dan berdamai dengan pelaku dengan alasan yang bersangkutan sudah meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.Â
Meskipun saya seorang suami, namun saya tidak pernah mendukung kasus KDRT apapun alasannya. Saya sangat menentang kekerasan terhadap wanita.Â
Sama dengan suami-istri lainnya, saya dan istri pun sering berselisih paham dan bertengkar. Apalagi selisih umur kami cukup jauh dan berbeda generasi. Saya berasal dari Generasi X, sedangkan istri saya berasal dari Generasi Y alias milenial, jadi bisa dibayangkan potensi perselisihan diantara kami.Â
Namun demikian, sekesal dan semarah apapun saya kepada istri, tidak pernah sekalipun saya melakukan kekerasan atau menyakitinya secara fisik. Bukan karena saya takut karena postur tubuh istri saya yang lebih tinggi dan berat dari saya, namun itu merupakan prinsip dalam hidup saya.Â
Ibu saya, dua orang adik saya dan anak saya adalah wanita. Bagi saya, wanita adalah makhluk lemah yang harus dilindungi dan tidak boleh diperlakukan dengan kasar. Seburuk apapun perkataan dan prilakunya, haram hukumnya seorang pria melakukan kekerasan terhadap wanita.Â
Bagi saya, seorang pria yang tega melakukan kekerasan terhadap wanita adalah seorang pengecut.Â
Saya belajar dari kehidupan rumah tangga kedua orang tua saya. Sama dengan suami-istri lainnya, bapak dan ibu saya pun sering berselisih paham dan bertengkar, namun tidak pernah sekalipun saya menyaksikan bapak saya melakukan KDRT terhadap ibu saya, demikian pula sebaliknya.Â