Baru-baru ini, di tengah situasi pandemi Covid-19 yang telah menelan begitu banyak korban jiwa dan kesulitan masyarakat karena adanya pembatasan-pembatasan untuk menghambat penyebaran virus tersebut, kita dikejutkan oleh berita tentang keluarga mendiang Akidi Tio yang menyumbangkan uangnya untuk membantu pemerintah dalam penanganan Covid-19 sebesar Rp 2 Triliun.Â
Di tengah kondisi yang serba sulit karena pandemi Covid-19 ini dan keterbatasan anggaran pemerintah, bantuan uang dari keluarga pengusaha sebesar itu tentu sangat disyukuri. Sebenarnya di negeri ini ada banyak orang yang kaya-raya, bahkan banyak diantara mereka yang tanpa rasa empati mempertontonkan kekayaannya di depan publik, namun hingga saat ini, belum ada seorang pun diantara mereka yang menyumbang sebanyak itu, selain keluarga pengusaha keturunan Tionghoa tersebut.Â
Bahkan para tokoh dan pemuka agama tertentu yang biasanya giat menggalang dana milyaran rupiah untuk membantu Bangsa Palestina dan bangsa-bangsa lain, tidak melakukan hal yang sama ketika bangsanya sendiri, bahkan mungkin ada tetangganya yang sedang membutuhkan. Saya tidak menafikan niat baik untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina, maksud saya adalah jika kita bisa membantu Palestina, kenapa kita tidak melakukan hal yang sama kepada tetangga dan bangsa kita sendiri?
Di situasi yang serba sulit seperti sekarang ini, sikap kedermawanan keluarga mendiang Akidi TIo itu sangat patut kita teladani, tentu disesuaikan dengan kemampuan kita masing-masing. Kita tidak harus menyumbang sebanyak itu, banyak hal yang bisa kita lakukan, sekecil apapun nilainya, tentu akan sangat bermanfaat buat orang lain.Â
Kita tidak perlu menyumbang milyaran rupiah, lalu diposting di medsos atau diliput media, cukup dengan menengok keluarga dan tetangga terdekat kita, di samping kanan, kiri, depan dan belakang rumah kita, apakah ada diantara mereka yang sedang kelaparan atau menjalani isolasi mandiri? Jika ada, maka merekalah menjadi prioritas kita untuk dibantu terlebih dahulu. Setelah kebutuhan mereka tercukupi, barulah kita melihat tetangga se-RT, RW, sekelurahan, dan seterusnya.Â
Jangan sampai kita sibuk menggalang dana untuk bangsa lain atau menyumbang jutaan rupiah di tempat lain, difoto, diposting di medsos, dipuja-puji orang banyak, padahal di saat yang sama ada keluarga dan tetangga terdekat kita yang membutuhkan uluran tangan kita, malah terabaikan.Â
Bantuan kita kepada keluarga dan tetangga dekat memang tidak akan diliput media, tapi pasti akan dicatat oleh malaikat sebagai bekal pahala kita di akhirat nanti. InsyaAllah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H