Baru saja DKI Jakarta merayakan hari jadinya yang ke-492 secara meriah di tengah masih banyaknya permasalahan di Jakarta yang belum terselesaikan. Selain masalah kemacetan dan banjir, ibukota nagara ini juga sedang menghadapi ancaman yang serius, yaitu penurunan permukaan tanah. Â
Sebagaimana telah diungkap oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia, penurunan permukaan tanah di Jakarta saat ini sudah mencapai 5-12 cm per tahun. Dampaknya bisa kita lihat pada kondisi Masjid Wall Adhuna di daerah Muara Baru yang terendam air laut, demikian pula dengan bangunan di daerah Penjaringan, Jakarta Utara.Â
Sebagaimana diungkapkan oleh Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, jika hal ini tidak segera ditangani, Jakarta akan kena banjir dari dua arah, yaitu dari laut yang akan mengakibatkan Jakarta bagian utara terkena banjir laut, sedangkan yang dari pegunungan di Bogor akan mengakibatkan banjir di Jakarta bagian selatan. Â
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengharapkan permasalahan penurunan permukaan tanah di Jakarta dapat diatasi karena merupakan ancaman serius.Â
Menurut Bambang Brodjonegoro, pemerintah telah menginisiasi pembangunan tanggul pengaman pantai sepanjang 20 km, namun hal itu dirasa tak cukup untuk memitigasi resiko ancaman banjir di Jakarta di masa mendatang.Â
Menurutnya lagi, permukaan tanah yang terus menurun lantaran pengambilan air tanah yang terus menerus menjadi penyebabnya. Pemerintah harus membangun penyediaan air bersih dan pengelolaan air limbah untuk menggantikan sumber air bersih warga Jakarta yang selama ini mengandalkan dari air tanah tadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H