Mohon tunggu...
Adnan Abdullah
Adnan Abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Seorang pembaca dan penulis aktif

Membaca, memikir dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Betlehem, Keindahan Berdampingan dalam Kota Toleransi

19 Februari 2019   16:20 Diperbarui: 20 Februari 2019   11:11 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Penulis di salah satu sudut Betlehem (Koleksi pribadi)

Beit Lahm atau Betlehem adalah salah satu kota penting di Tepi Barat, Palestina, sekitar 10 kilometer di sebelah selatan Yerusalem. Nama Betlehem berasal dari Bahasa Arab "Bayt Lahm" yang artinya "Rumah daging."

Kota ini merupakan kota suci bagi umat Nasrani karena di kota ini terdapat Gereja Nativity (Gereja Kelahiran) yang dibangun di atas gua yang diyakini dulunya adalah tempat kelahiran Yesus Kristus. Gereja itu dibangun oleh Kaisar Konstantin Agung pada tahun 327 atas permintaan ibunya, Helena.

Foto : Penulis di salah satu sudut Betlehem (Koleksi pribadi)
Foto : Penulis di salah satu sudut Betlehem (Koleksi pribadi)
Bagi umat Islam, Yesus Kristus tidak lain adalah Isa bin Maryam yang diyakini sebagai Nabi utusan Allah, sehingga kota ini juga dianggap penting oleh umat Islam. Tidak lama setelah tentara Islam menaklukkan Yerusalem pada tahun 637, Khalifah Umar bin Khattab Raidallahu Anhu (RA) kemudian mendatangi Betlehem dengan damai. Di kota yang penduduknya mayoritas beragama Nasrani ini, Khalifah Umar RA mensosialisasikan undang-undang yang menjamin keselamatan umat Nasrani dan Gereja Nativity di kota ini. 

Sama seperti ketika tiba di Yerusalem, ketika itu Khalifah Umar RA juga menolak ajakan shalat di dalam gereja. Oleh karena ketika itu belum ada masjid di kota ini, Khalifah Umar RA memilih untuk melaksanakan shalat di tanah lapang tidak jauh dari gereja itu. Barulah pada tahun 1193, Sultan Afdhal, putra dari Salahuddin al-Ayubi membangun masjid tepat di tempat dimana dulu Khalifah Umar RA melaksanakan shalat. Masjid itu didirikan di atas tanah pemberian dari Gereja Kristen Ortodoks Yunani. 

Foto : Masjid Umar di Bethelem (Koleksi pribadi)
Foto : Masjid Umar di Bethelem (Koleksi pribadi)
Hingga kini, kedua tempat suci itu, Gereja Nativity dan Masjid Umar masih berdiri kokoh. Kedua bangunan suci itu menjadi simbol toleransi beragama yang kuat di kota ini.  Ketika berkunjung ke kota ini, kami melaksanakan shalat zuhur dan ashar di masjid itu, setelah itu kami jalan-jalan sambil menikmati kota yang bersih dan tenang ini. 

 Saat ini Betlehem dihuni oleh sekitar 25.000 jiwa yang mayoritas merupakan warga Arab yang beragama Nasrani. Toleransi beragama di kota ini telah dirintis sejak jaman Khalifah Umar RA dan terus dipelihara hingga kini. Saya merasa beruntung karena sempat melihat langsung betapa indahnya toleransi beragama di kota ini, dimana umat Islam dan Nasrani hidup berdampingan dengan damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun