Ketika tiba di stasiun tujuan, untuk turun dari KRL pun kita tidak perlu berebut turun, apalagi sampai dorong-dorongan. Ketika pintu terbuka, penumpang yang menunggu di peron tidak akan langsung naik, tetapi berdiri di samping pintu untuk memberikan kesempatan kepada penumpang yang akan turun terlebih dahulu. Selanjutnya untuk keluar dari stasiun atau transit, petunjuknya juga terpampang dengan jelas dalam bahasa Jepang dan Inggris. Bagi yang akan keluar dari stasiun, kita tinggal melakukan tapping tiket berlangganan atau memasukkan tiket single trip ke gate out (pintu keluar), maka gate out keluar peron akan terbuka secara otomatis. Â Â Â Â
Demikianlah sedikit cerita tentang pengalaman Penulis menggunakan KRL di Tokyo selama dua pekan. Semoga sistem dan manajemen perkeretapian modern di Tokyo dapat juga diterapkan di Jadebotabek, sehingga harapan akan sarana transportasi kereta yang aman, nyaman, dan tepat waktu, dapat segera terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H