Mohon tunggu...
Adnan Abdullah
Adnan Abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Seorang pembaca dan penulis aktif

Membaca, memikir dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Melihat Hongkong, Salju Abadi, Kanguru, dan Surga Bawah Laut di Papua

11 Maret 2016   10:42 Diperbarui: 11 Maret 2016   11:13 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="sumber : indonesiawow.com"][/caption]

Mendengar kata Papua, mungkin yang pertama terlintas dibenak kita adalah nun jauh di pelosok timur nusantara, daerah tertinggal, hutan belantara, barang-barang serba mahal, perang suku, dan separatisme. Namun dibalik itu semua, disamping sumber daya alamnya yang melimpah, Papua juga menyimpan begitu banyak potensi wisata yang tidak dimiliki oleh daerah lain di Indonesia, baik yang sudah terekspos maupun yang belum tersentuh.  

Setidaknya ada empat obyek wisata di Papua yang tidak dimiliki oleh daerah lain di Indonesia. Yang pertama tentunya adalah puncak pegunungan Jayawijaya yang diselimuti salju, lalu keindahan kepulauan Raja Ampat di Papua Barat, habitat kanguru di Taman Nasional Wasur di Merauke, dan kota Jayapura yang dijuluki sebagai Hongkong di waktu malam. Selain keempat obyek wisata tersebut, masih banyak obyek wisata lain yang menarik untuk kita kunjungi, seperti Teluk Yotefa, Pantai Base-G, Tugu MacArthur, Danau Sentani, dan Kaimana. Seperti apa obyek-obyek wisata tersebut? Mari kita ikuti ulasannya berikut ini. 

Pegunungan Jayawijaya adalah pegunungan yang terbentang sepanjang 230 mil dan memiliki ketinggian hingga 4.760 meter diatas permukaan laut (mdpl). Pegunungan ini merupakan salah satu dari tujuh puncak gunung tertinggi di dunia atau dikenal dengan sebutan The Seven Summits. Beberapa puncaknya diselimuti oleh salju, meski saat ini sudah mulai berkurang sebagai dampak dari pemanasan global. Puncak tertinggi disebut dengan Puncak Jaya atau Cartensz Pyramide. Selain menjadi obyek pendakian, pegunungan ini juga menjadi obyek penelitian dari para geolog dari berbagai negara. Di puncaknya yang bersalju, suhu bisa mencapai 0 derajat celcius atau kurang. Untuk menjangkaunya, dari kota Jayapura kita harus menggunakan pesawat ke kabupaten Puncak Jaya. Ada dua pilihan jalur pendakian, yang pertama adalah menempuh perjalanan dengan berjalan kaki dari Desa Ilaga atau naik helikopter menuju base camp Bukit Danau. Untuk mencapai salah satu puncaknya dibutuhkan waktu pendakian sekitar satu minggu.   

[caption caption="sumber : citraindonesia.com"]

[/caption]

Kepulauan Raja Ampat adalah gugusan empat pulau besar, yaitu Waigeo, Misol, Salawati, dan Batanta, serta ratusan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Kepulauan Raja Ampat masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Raja Ampat adalah surganya wisata bawah laut, ada 1.300 jenis ikan dan 700 moluska, sehingga diklaim sebagai yang paling lengkap di dunia. Raja Ampat juga dikenal sebagai rumahnya terumbu karang dunia karena sekitar 75% jenis terumbu karang dunia, ada disini. Pulau-pulau karang dan pantai berpasir putih di Raja Ampat juga sangat indah. Di Raja Ampat kita juga dapat menjumpai gua, air terjun, burung cenderawasih, kuskus, dan bunga anggrek. Untuk mengunjungi Raja Ampat, dari Jakarta kita dapat menggunakan pesawat atau kapal laut menuju kota Sorong, kota terbesar di Provinsi Papua Barat. Dari Sorong kita menyeberang lautan ke Waisai di pulau Waigeo dengan menggunakan kapal ferry atau menyewa speedboat yang memakan waktu sekitar 1 hingga 2 jam perjalanan.  

[caption caption="sumber : thegreencocoisland.org"]

[/caption]

Anda ingin melihat habitat kanguru secara langsung? Tidak perlu jauh-jauh ke Australia, di negeri kita sendiri pun ada. Di Taman Nasional Wasur, Merauke, kita dapat melihat seperti apa kehidupan kanguru di alam bebas. Jenis kanguru di Papua sedikit berbeda dengan kanguru yang ada di Australia, ukuran tubuhnya lebih kecil. Ada dua jenis kanguru di Papua, yaitu kanguru tanah (thylogale) dan kanguru pohon (dendrolagus spadix). Di taman seluas 4.260 km2 tersebut, kita tidak hanya dapat menjumpai kanguru, namun juga dapat melihat burung cenderawasih, kasuari, ikan, buaya, dan rumah rayap berukuran raksasa. 

[caption caption="sumber : media.viva.co.id"]

[/caption]

Kota Jayapura adalah ibukota provinsi Papua. Kota di ujung timur nusantara ini didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1910 dengan nama Hollandia. Ketika Papua bergabung dengan Indonesia, kota ini berganti nama menjadi Kota Baru, lalu Soekarnopura, dan sejak tahun 1968 hingga sekarang menjadi Jayapura. Jika Singapura diartikan sebagai Kota Singa, maka Jayapura diartikan sebagai Kota Kemenangan. Penulis sendiri memiliki ikatan emosional dengan Jayapura karena kebetulan dibesarkan dan menempuhkan pendidikan dasar hingga lanjutan di kota ini. Sama dengan Hongkong, Jayapura merupakan kota teluk yang dikelilingi oleh pegunungan. Keindahan kota ini dapat dinikmati dari atas pegunungan di Polimak. Dari Polimak, kita dapat menikmati pemandangan kota, teluk, dermaga, kapal-kapal dan pulau-pulau kecil, hingga Samudera Pasifik yang membentang luas di sebelah utara. Pada malam hari, kita dapat menyaksikan gemerlapnya lampu-lampu di kota dan pegunungan. Karena gemerlapnya di waktu malam, Jayapura sering disebut sebagai Hongkong di waktu malam.     

Tidak jauh dari kota Jayapura, kita dapat mengunjungi Teluk Yotefa. Jika dilihat dari atas pegunungan, teluk yang berbentuk melingkar dan diapit oleh hutan bakau ini terlihat seperti lukisan peta yang indah. Kawasan seluas 1.659 hektar ini memiliki ekosistem hutan bakau yang berfungsi sebagai habitat burung dan terumbu karang yang berfungsi sebagai habitat ikan dan organisme laut lainnya. Jenis-jenis burung yang dapat dijumpai antara lain adalah cenderawasih, elang, nuri, dan angsa.

Sekitar 10 km dari kota Jayapura, kita dapat mengunjungi Pantai Base G. Pantai ini terletak di sebelah barat kota Jayapura dan berhadapan langsung dengan Samudera Pasifik. Setiap kapal yang akan memasuki dermaga kota Jayapura, akan terlihat dari pantai ini. Sama seperti pantai-pantai lainnya, para pengunjung memanfaatkan pantai berpasir putih ini untuk berenang, menyelam atau sekedar bermain air.   

Tugu MacArthur adalah monumen bersejarah tentara Sekutu yang berada di puncak Ifar Gunung atau yang lebih populer dengan sebutan Bukit Makatur. Monumen ini didirikan oleh tentara Sekutu yang dipimpin oleh Jenderal Douglas MacArthur sebagai pembuktian pendaratan tentara Sekutu di Papua pada Perang Dunia II. Untuk mencapainya, dengan menggunakan kendaraan, dibutuhkan waktu sekitar 45 menit dari kota Jayapura. Dari atas monumen diatas bukit dengan ketinggian 325 mdpl ini, kita dapat melihat panorama Jayapura, Bandara Sentani, dan Danau Sentani.

Danau Sentani adalah danau yang berada di lereng pegunungan cagar alam Cycloops di Kabupaten Jayapura. Luas danau terbesar di Papua ini sekitar 9.360 hektar. Di dalam danau ini setidaknya ada 30 jenis ikan air tawar, termasuk empat jenis ikan endemik danau ini, yaitu hiu gergaji (Pristis microdon), ikan gabus sentani, ikan pelangi sentani, dan ikan pelangi merah. Bagi wisatawan yang ingin berkeliling danau, pengelola menyediakan perahu. Wisatawan juga dapat memancing ikan di danau ini. Untuk menarik wisatawan lebih banyak, setiap tahun diadakan Festival Danau Sentani. Festival ini diisi dengan tarian adat di atas perahu, tarian perang, upacara adat, dan tentunya berbagai sajian kuliner khas Papua.

[caption caption="sumber : assets.kompas.com"]

[/caption]

Bagi penggemar lagu-lagu nostalgia tempo dulu, tentu pernah mendengar lagu Senja di Kaimana yang dipopulerkan oleh Alfian (Alm.) pada tahun 1960-an. Lagu yang diciptakan oleh Surni Warkiman tersebut terinspirasi oleh indahnya senja di Kaimana, salah satu kota pesisir pantai yang menghadap ke laut Arafuru di Papua Barat. Selain menikmati indahnya senja, disana kita juga dapat menikmati pantai berpasir putih dan jajaran bukit karst. Pada dinding beberapa bukit karst dapat kita temukan lukisan purba berwarna merah yang menggambarkan manusia, telapak tangan, ikan, kadal, matahari, hingga rahim perempuan. Lukisan tersebut diperkirakan sudah ada sejak zaman epipaleolitik sekitar 12.000-5.000 tahun sebelum Masehi. Lukisan tersebut bisa ditemukan pada tebing-tebing terjal dengan ketinggian sekitar 5 sampai 25 mdpl, bahkan beberapa diantaranya tersembunyi di ceruk berbatu-batu. Sulit dibayangkan bagaimana lukisan itu dahulu dibuat. Di Kaimana kita juga dapat melakukan wisata rohani dengan mengunjungi masjid dan makan raja Namatota di pulau Namatota serta masjid dan makam Raja Kumisi di pulau Adi.

Demikianlah sebagian obyek wisata yang menarik di Papua, kita tinggal memilih mau mengunjungi yang mana. Tentu masih banyak obyek wisata lain yang tidak dapat diulas seluruhnya disini. Sebagian orang beranggapan wisata ke Papua membutuhkan biaya yang lebih besar dibandingkan wisata ke negara tetangga. Biaya tiket pesawat dan hotel memang lumayan mahal, apalagi di waktu liburan. Namun demikian hal tersebut sebenarnya bisa disiasati dengan menggunakan jalur transportasi laut yang biayanya lebih murah dan penginapan di rumah penduduk setempat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun