Mohon tunggu...
Adnan Abdullah
Adnan Abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Seorang pembaca dan penulis aktif

Membaca, memikir dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Melihat Hongkong, Salju Abadi, Kanguru, dan Surga Bawah Laut di Papua

11 Maret 2016   10:42 Diperbarui: 11 Maret 2016   11:13 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekitar 10 km dari kota Jayapura, kita dapat mengunjungi Pantai Base G. Pantai ini terletak di sebelah barat kota Jayapura dan berhadapan langsung dengan Samudera Pasifik. Setiap kapal yang akan memasuki dermaga kota Jayapura, akan terlihat dari pantai ini. Sama seperti pantai-pantai lainnya, para pengunjung memanfaatkan pantai berpasir putih ini untuk berenang, menyelam atau sekedar bermain air.   

Tugu MacArthur adalah monumen bersejarah tentara Sekutu yang berada di puncak Ifar Gunung atau yang lebih populer dengan sebutan Bukit Makatur. Monumen ini didirikan oleh tentara Sekutu yang dipimpin oleh Jenderal Douglas MacArthur sebagai pembuktian pendaratan tentara Sekutu di Papua pada Perang Dunia II. Untuk mencapainya, dengan menggunakan kendaraan, dibutuhkan waktu sekitar 45 menit dari kota Jayapura. Dari atas monumen diatas bukit dengan ketinggian 325 mdpl ini, kita dapat melihat panorama Jayapura, Bandara Sentani, dan Danau Sentani.

Danau Sentani adalah danau yang berada di lereng pegunungan cagar alam Cycloops di Kabupaten Jayapura. Luas danau terbesar di Papua ini sekitar 9.360 hektar. Di dalam danau ini setidaknya ada 30 jenis ikan air tawar, termasuk empat jenis ikan endemik danau ini, yaitu hiu gergaji (Pristis microdon), ikan gabus sentani, ikan pelangi sentani, dan ikan pelangi merah. Bagi wisatawan yang ingin berkeliling danau, pengelola menyediakan perahu. Wisatawan juga dapat memancing ikan di danau ini. Untuk menarik wisatawan lebih banyak, setiap tahun diadakan Festival Danau Sentani. Festival ini diisi dengan tarian adat di atas perahu, tarian perang, upacara adat, dan tentunya berbagai sajian kuliner khas Papua.

[caption caption="sumber : assets.kompas.com"]

[/caption]

Bagi penggemar lagu-lagu nostalgia tempo dulu, tentu pernah mendengar lagu Senja di Kaimana yang dipopulerkan oleh Alfian (Alm.) pada tahun 1960-an. Lagu yang diciptakan oleh Surni Warkiman tersebut terinspirasi oleh indahnya senja di Kaimana, salah satu kota pesisir pantai yang menghadap ke laut Arafuru di Papua Barat. Selain menikmati indahnya senja, disana kita juga dapat menikmati pantai berpasir putih dan jajaran bukit karst. Pada dinding beberapa bukit karst dapat kita temukan lukisan purba berwarna merah yang menggambarkan manusia, telapak tangan, ikan, kadal, matahari, hingga rahim perempuan. Lukisan tersebut diperkirakan sudah ada sejak zaman epipaleolitik sekitar 12.000-5.000 tahun sebelum Masehi. Lukisan tersebut bisa ditemukan pada tebing-tebing terjal dengan ketinggian sekitar 5 sampai 25 mdpl, bahkan beberapa diantaranya tersembunyi di ceruk berbatu-batu. Sulit dibayangkan bagaimana lukisan itu dahulu dibuat. Di Kaimana kita juga dapat melakukan wisata rohani dengan mengunjungi masjid dan makan raja Namatota di pulau Namatota serta masjid dan makam Raja Kumisi di pulau Adi.

Demikianlah sebagian obyek wisata yang menarik di Papua, kita tinggal memilih mau mengunjungi yang mana. Tentu masih banyak obyek wisata lain yang tidak dapat diulas seluruhnya disini. Sebagian orang beranggapan wisata ke Papua membutuhkan biaya yang lebih besar dibandingkan wisata ke negara tetangga. Biaya tiket pesawat dan hotel memang lumayan mahal, apalagi di waktu liburan. Namun demikian hal tersebut sebenarnya bisa disiasati dengan menggunakan jalur transportasi laut yang biayanya lebih murah dan penginapan di rumah penduduk setempat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun