Mohon tunggu...
Adna Fika Ardelia
Adna Fika Ardelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya adalah jalan-jalan, traveling, dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengubah Nasib Ekonomi Melalui Pemberdayaan: Mendorong Usaha Ibu Nurhayati untuk Keluar dari Garis Kemiskinan

5 Juni 2024   09:13 Diperbarui: 6 Juni 2024   15:21 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata Kunci: Pemberdayaan Keluarga Dhuafa; Kemiskinan; Kesejahteraan; Modal Usaha; Pendidikan; Perekonomian

Abstract: Poverty is a condition where individuals or families do not have sufficient resources to fulfill basic needs such as shelter, economic needs, and education. In this study we look at empowering poor families as a strategy to overcome poverty and improve welfare. 

By going through a comprehensive approach including business capital and education to help Mrs. Nurhayati's economy. In this activity we aim to improve the ability of poor families to achieve a more adequate economy. The case study shows that efforts to involve cooperation between people who want to help donate to Mrs. Nurhayati's family can significantly increase the income and quality of life of poor families. 

The form of assistance that we will distribute to Mrs. Nurhayati's family is with the help of business capital and children's equipment. This activity shows that good and sustainable empowerment can be an effective solution in overcoming poverty and improving the welfare of poor families.

Keywords: Empowerment of Dhuafa Families; Poverty; Welfare; Business Capital; Education; Economy

Pendahuluan 

Pemberdayaan keluarga dhuafa merupakan salah satu upaya strategis dalam mengatasi permasalahan kemiskinan yang masih menjadi tantangan besar di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2023, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 26,36 juta orang atau sekitar 9,36% dari total penduduk. 

Keluarga dhuafa yang seringkali mengalami keterbatasan dalam akses pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan, memerlukan perhatian khusus agar dapat keluar dari lingkaran kemiskinan yang mengikat mereka. Dengan memberdayakan mereka, kita tidak hanya membantu meningkatkan kualitas hidup individu-individu yang terlibat, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan sosial dan ekonomi secara keseluruhan. (Badan Pusat Statistik, 2023)

Kemiskinan adalah kondisi dimana individu atau keluarga mengalami kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan. Keluarga dhuafa sebagai bagian dari kelompok rentan, seringkali menghadapi berbagai hambatan struktural yang memperparah kondisi kemiskinan mereka. 

Misalnya, kurangnya akses terhadap pendidikan yang layak menyebabkan rendahnya kualitas sumber daya manusia yang mereka miliki, sehingga sulit bagi mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan berpenghasilan cukup. Kondisi ini mencerminkan data BPS yang menunjukkan tingginya tingkat pengangguran terbuka di Indonesia, yang pada Agustus 2022 tercatat sebesar 5,86%. (Badan Pusat Statistik, 2022)

Pemberdayaan keluarga dhuafa melibatkan serangkaian program dan inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian mereka. Dalam hal ini dapat mencakup pemberian pelatihan keterampilan, bantuan modal usaha, akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan, serta pendampingan dalam pengembangan usaha kecil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun