Mohon tunggu...
Ibrar Sulaiman
Ibrar Sulaiman Mohon Tunggu... -

Lahir dan dibesarkan di Tangerang. Ayah dari 2 orang anak dan kini bekerja sebagai seorang jurnalis dan pengolah data di sebuah perusahaan internet marketing tanah air.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Emansipasi Wanita VS Antisipasi Pria

16 Mei 2012   08:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:13 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini banyak wanita tidak ingin dipanggil wanita karena katanya dekat dalam bahasa inggris “want it”. Kata ini kemudian mengindikasikan bahwa wanita hanyalah sebagai pemuas kebutuhan. Benar salahnya (sekali lagi), entahlah… .

Tapi kemudian dalam benak saya, kalaupun kata ini mengindikasikan bahwa wanita hanya sebagai pemuas pria, kenapa ini menjadi persoalan? Di lain sisi pria pun ingin menjadi kebutuhan wanita (menurut saya ya). Saya senang ketika saya merasa dibutuhkan oleh “wanita-wanita” saya (cak ilahaaaaahh). Lagian siapa manusia yang tidak ingin merasa dibutuhkan? Tidakkah jika kita merasa dibutuhkan kita akan merasa bahagia?

Emansipasi wanita hari ini (sebagian) tidak bisa masuk akal saya. Iya, tidak masuk akal! Alasannya sederhana; kalau wanita menginginkan persamaan derajat dengan para pria tidak mungkin sama!!! Kenapa? Karena memang tidak sama! Derajat pria dan wanita tidak sama tapi setara.

Saya ingat kalimat teman saya “tugas wanita bukan berebut dunia dengan para pria” (betul skali sodara-sodara!). Tugas wanita adalah menopang prianya untuk mencapai potensi dalam mencapai kemakmuran bersama. Tujuannya toh untuk kemakmuran bersama bukan?

Melangkah berarti salah satu kaki menapak, yang satu lagi maju… lalu kenapa harus wanita yang menapak? Kenapa tidak pria saja yang maju?

Karena secara lahiriyah memang sudah didesain seperti itu. Wanita punya payudara untuk menyusui, punya rahim untuk melahirkan. Karena telah punya rahim untuk “membiakkan” keturunan dan punya payudara untuk menyusui makanya harus di rumah. Dan karena harus di rumah, skalian saja perhatikan rumah biar bersih. Biarkan kami para pria yang berkotor-kotor bekerja untuk kehidupan kita.

Saya tidak melarang para wanita untuk bekerja, meraih mimpi, bertarung membuktikan bahwa dia juga bisa seperti apa yang dilakukan oleh pria. Tapi dalam titik tertentu wahai para wanita, pulanglah! Kami akan menjaga kalian. Biarkan kami para pria yang berlumuran lumpur demi sabunmu. Biarkan kami para pria bersakit-sakit demi sehatmu. Biarlah kami para pria berbau-bau ria demi harummu. Karena dengan begitu kami merasa diBUTUHkan.

Saya kira emansipasi wanita hari ini harus diantisipasi oleh para pria, supaya kehidupan kita kembali seimbang.

Oleh


ATan

‘Pria yang yang berusaha mengantisipasi emansipasi wanita’

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun