"Ketika salah satu pintu tertutup, pintu yang lain pasti terbuka”
Pameo ini adalah sebuah kalimat yang kemudian memberikan pembacanya motivasi agar terus berusaha mencari jalan ketika salah satu kesempatan hidupnya tertutup. Bagaimana pameo ini bekerja bagi sebuah PERCERAIAN?
Ketika perceraian menjadi “pintu yang tertutup” apakah berarti “pintu yang lain” telah terbuka? Semudah itukah menafsirkan sebuah perceraian? Apakah ketika “pintu tertutup” (bercerai), semudah itukah menemukan pintu lain (pasangan lain)?
Bagi saya yang sedang berfikir perceraian, pameo ini menjadi pelecut saya untuk bercerai.
Kenapa cerai??!!
Kenapa tidak??!!
Ataukah saya harus membuka paksa “pintu yang tertutup itu”?
Apakah pameo ini bekerja pada perceraian? Entahlah…
Yang pasti bahwa perceraian B.U.K.A.N sesuatu yang tidak boleh difikirkan.
“Pintu” yang dimaksud dalam pameo ini mungkin tidak bisa hanya ditafsirkan sebagai pasangan, tetapi juga sebgai kesempatan untuk menjalani hidup yang lebih baik. Saya tidak berkata “perceraian itu baik” atau “yuk, kita ramai-ramai bercerai”, yang saya katakan adalah jangan sampai pintu perceraian adalah sebuah jalan untuk mencapai kebahagian. Tidakkkah seluruh energi kita dihabiskan untuk membahagiakan diri apapun jalannya?
Kebahagian bisa didapat dengan misalnya makan, minum bir bersama teman-teman, nongkrong , jalan-jalan di mall, main game, shopping, seks (ini dia!!!), beribadah, semua jalan itu hanya untuk bahagia. Perceraian bagi sebagian orang mungkin juga membahagiakan.