berjuang. “Kejahatan”, walaupun eksistensinya semu, namun sering
terorganisir sehingga terlihat kuat. Sedangkan “kebaikan” yang
substantif dan otonom itu, sering tidak terkelola sehingga dipersepsikan
lemah. Kegelapan muncul bukan karena kita tidak punya orang cerdas.
Seringkali kita mengalami set-back justru ketika orang-orang bodoh,
fundamentalis, dan jumud mau secara bersama-sama merongrong
kebenaran. Sementara orang-orang cerdas, moderat dan mengetahui
kebenaran; diam saja. Kita sudah punya cukup banyak orang cerdas.
Yang kita perlukan adalah orang-orang berpengetahuan yang mau
membangun gerakan.
Kegagalan kampus untuk memperkaya jiwa mahasiswanya bukan cerita