Faktor dari terjadinya hal di atas adalah para penguasa yang tak paham bahwa yang harus dijadikan suri tauladan adalah Rasulullah saw., bukan Paus Fransiskus. Sudah jelas juga bahwa Paus Fransiskus tidak membenarkan kenabian Rasulullah saw.
Hal ini karena aturan Islam dijauhkan dari umatnya. Umat Islam yang menerapkan sistem kapitalis sekuler menyebabkan aturan Islam itu sendiri. Umat Islam lebih condong mengambil tsaqofah-tsaqofah asih seperti moderasi dan pluralisme yang menyebabkan umat Islam tidak lagi percaya bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar. Hal ini membuat umat semakin jauh dari Islam itu sendiri.
Islam sudah mengatur cara bertoleransi berdasarkan akidah yaitu berawal dari keyakinan tentang kebenaran agama Islam seperti firman allah di QS Ali Imran ayat 19:
"Sesungguhnya agama yang diridai di sisi Allah ialah Islam." Adapun dalil dalil yang terkait dengan masalah ini sebagai berikut:
"Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengalahkan ketinggiannya." (HR Ad-Daruquthni)
"Untukmu agamamu dan untukku agamaku." (QS Al-Kafirun ayat 6)
Dengan demikian umat Islam tidak boleh terjebak ke dalam narasi narasi yang di bangun oleh barat seperti toleransi, moderasi dan lain-lain dan juga harus menyadari bahwa posisi umat Islam saat ini terjajah oleh orang orang kafir. Dengan ini umat Islam harus kembali pada syariat islam kaffah dan berjuang mewujudkan kembali negera islam yang akan menjadi pembebas umat islam dari penjajahan dan kezaliman kafir.
Menerapkan syariah Islam secara kaffah akan mewujudkan kemuliaan kesejahteraan di tengah-tengah Islam.
Wallahualam bissawab.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H