Menurut Arina Haqan,studi islam di barat sudah ada ketika dimulainya gerakan mempelajari islam sejak abad ke-12. Pada saat itu ada beberapa rahib / pendeta Barat pernah datang ke andalusia pada masa kejayaan islam. Sekembalinya ke daerah asal, mereka mulai mengerjakan ilmu yang telah diperoleh tersebut, kondisi tersebut diperkuat dalam sejarah perjumpaan Barat-Islam sejak abad ke-13, kejadian keislaman pada saat itu berbeda dengan kajian keislaman pada masa modern sekarang ini. Islam menjadi objek kajian yang ramai dibicarakan di berbagai penjuru dunia jelas saja jika di negara islam terapat kajian islam secara mendalam disemua lembaga pendidikan, jika ditinjau dari aspek sejarah, jamali sahrodi mengelompokkan studi islam yang dilakukan oleh dunia barat dalam tiga tahapan yaitu tahap teologis, Â politis,dan tahap saitifik.(jamali sahrodi, 2008:43). Berikut penjelasan detailnya: Tahap Teologis tidak dapat dipungkiri bahwa agama islam merupakan agama yang sangat cepat perkembangannya pada masa awal islam, tahap politik dimulai pada abad ke-12 ketika usaha studi islam dilakukan lebih serius dengan tujuan misionaris. Tujuannya ialah, menghadapi peradaban islam dengan cara penerjemhan Alquran dan teks-teks muslim lainnya, tahap saintifik studi islam tahap saintifik dimulai pada abad ke-19, yaitu ketika sikap kalangan kristen dalam studi islam mulai dihubung hubungkan dengan kesesuaian agama islam terhadap fenomena sosial yang terjadi dimasyarakat. Yang paling penting bagi barat ialah, kajian islaman harus dapat memberi arti penting bagi kepentingan politik barat atas bangsa-bangsa islam. Menurut Daud Rasyid, secara materi studi islam di barat sampai saat ini tidak mampu mengeluarkan sarjana-sarjana yang menguasai bidang-bidang tertentu dari ilmu islam. Selanjutnya menurut Rasyid, para pengamat studi orientalis yang jujur mengemukakan beberapa kelemahan orientalis yang sulit dimungkiri siapapun seperti, tidak menguasai bahasa arab secara baik kelemahan ini memengaruhi pemahaman mereka atas referensi-referensi islam yang inti yaitu Al-Qur'an dan As-sunnah. Perkembangan studi Islam di dunia Barat terjadi karena adanya hubungan dengan dunia muslim, Studi islam di negara-negara barat,seperti kanada, amerika serikat, inggris, belanda, dan australia, telah mengalami perkembangan yang berarti dalam beberapa priode sepuluh tahun terakhir. Dengan latar belakang sejarah, sosial, dan politik yang berbeda, setiap negara ini meliki dinamika tersendiri dalam mengembangkan studi islam, baik ditingkat akademis maupun sosial.
- Kanada menurut jamali sahrodi, kajian ilmu keislaman di kamada pertama kali dilakukan di McGill University melalui tokoh utamanya Wilfred Cantwell Smith. Tujuan utama dibukanya kajian ini di sebabkan banyaknya konflik yang terjadi akibat ditimbulkan oleh isu agama. Seiring dengan berjalannya waktu, kajian ini berkembang menjadi sebuah departemen yang menjadi bagian dari McGill University. Tujuan studi islam di kanada adalah: (1) memperdalam kajian budaya dan peradaban islam sejak masa Nabi Muhammad SAW. Hingga masa kini; (2) memahami ajaran islam dan masyarakat muslim diseluruh dunia; (3) Â mempelajari beberapa bahasa muslim non-arab, seperti bahasa iran, urdu, dan turki.
- Amerika serikat studi islam di Amerika pertama kali dikembangkan oleh tokoh-tokoh. Pada awal abad ke-20 beberapa departemen kajian ketimuran  didirikan di beberapa universitas di Amerika. Pada tahun 1960-an bidang studi akademis yang mempelajari masyarakat, budaya, bahasa, dan sejarah di pecah menjadi beberapa bagian. Studi islam pada umumnya menekankan pada studi sejarah islam, secara organisatoris studi islam berada dibawah pusat studi timur tengah dan jurusan bahasa dan kebudayaan timur dekat. Dilembaga ini kajian islam lebih mengutamakan kajian tentang pemikiran islam,bahasa arab, naskah-naskah klasik, dan bahasa-bahasa islam non-islam.
- Inggris di inggris, studi islam digabungkan dalam School of Oriental and African Studies (Fakultas Studi Ketimuran dan Afrika) yang memiliki berbagai jurusan bahasa dan kebudayaan di Asia dan Afrika. Dalam rangka berdakwah dan mengembangkan ajaran islam, serta memberi pemahaman yang lebih baik tentang keyakinan seorang muslim. Pangeran Kerajaan saudi arabi, Al-walad bin Talal menyatakan kesenangan-nya karena telah mendukung pembangunan pusat penelitian islam.
- Belanda salah satu ilmuan belanda menyatakan bahwa studi islam di belanda setelah perang dunia II masih memikirkan kembali sesuatu secara mendalam dari akar anggapan seperti islam bermusuhan dengan kristen, dan pandangan islam sebagai agama yang tidak patut di anut. Studi-studi islam di belanda lebih menekankan pada kajian islam, di indonesia tertentu kurang menekankan pada aspek sejarah islam. Terdapat naskah- naskah tentang islam yang berasal dari beberapa negara yang dari negeri asalnya naskah ini sudah tidak terurus, bahkan sudah hilang.
- Jerman di jerman, studi islam difokuskan pada kajian tentang bahasa, budaya, dan agama, studi islam di jerman berdiri sendiri terlepas dari teologi dan tidak terpengaruh oleh perselisihan dan tindakan. Kajian-kajian merupakan inti dari studi islam yang dipelajari, studi islam di universitas jerman berada dibawah fakultas seni atau dibawah jurusan-jurusan misalnya, studi budaya sebagaimana yang ada di swedia dan belanda.
- Australia studi islam di Australia dilakukan oleh sebagian orang indonesia yang bertujuan untuk mengamalkan islam. Kajian ini dilakukan di lingkungan mahasiswa muslim indonesia yang belajar di beberapa universitas di Melbourne. Kajian itu bersifat berfikir yang menyangkut topik-topik yang memicu perdebatan atau mengandung aspek-aspek ilmiah. Mereka juga aktif menghadiri pertemuan kelompok muskim yang dikenal dengan sebutan jama'ah tabligh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H