“Dis, gue ada perintah dari Kanjeng Ratna. Gue pulang dulu, ya.” ucap Aileen setelah menenteng ranselnya.
“Gitu amat lo sama nyokap sendiri. Ya udah, thanks buat hari ini.” balas Gadis.
“Gue juga mau pulang, Dis. Gue bawa satu, ya. Makasih,” sambung Diandra seraya menunjukkan sebungkus snack. Gadis hanya bisa geleng-geleng dengan tabiat Diandra yang menggemaskan itu. Gadis mengantar mereka sampai teras sebelum akhirnya ia kembali ke kamar.
Di kamar, Gadis merasa lesu. Entah kenapa dirinya sangat jahat hari ini. Ia merasa bersalah karena membuat kedua sahabatnya kesal. Sebenarnya, mereka selalu berdebat dengan hal paling kecil sekalipun. Hanya saja, jika sudah perang dingin seperti tadi, tidak ringan lagi masalahnya.
“Apa iya, gue egois? gue perfeksionis? Sebenernya, gue itu gimana sih?” tanya Gadis pada dirinya sendiri. Gadis baru sadar bahwa ia belum mengenal dirinya sendiri layaknya Soekarno mencari Illahi.
Tanda tanya besar akan siapa dirinya menuntun gadis berjalan ke arah laptopnya. Dibukanya Chrome, dan ia mengetikkan sesuatu di sana.
Gadisa Agalea dan jati dirinya.
Gadis menepuk keningnya sendiri. Menjadi bodoh sebenarnya bukan termasuk cita-citanya. Tapi sekarang ia mendadak bodoh betulan.
Gadis bangkit mengambil ponselnya di nakas. Ia membuka grup chat yang hanya beranggotakan dia dan kedua sahabatnya.
Trio Cecans♥
Gadis.Agl : Guys, cek cek