Program kesehatan sebagus dan secanggih apapun tidak akan menjadi berhasil bila dalam implementasinya tidak memperhatikan "lingkungan" dimana program itu akan dilaksanakan. Implementasi program tidak serta merta semacam hitungan matematis dan ilmiah. Bila perhatian terhadap karakteristik sasaran meleset, maka program kesehatan yang bagus bisa menjadi basi.
Menyalahkan sasaran dengan berasumsi "bodoh", "ndeso", ataupun "kolot", tidak menyelesaikan masalah. Tetap saja program mandeg. mangkrak. Bahkan bila perlu menuduh balik, programmer kesehatannya "bodoh!", karena tidak bisa menyelami "lingkungan" dimana dia bekerja.
Dalam filosofi jawa mengajarkan bahwa menjalani sesuatu ada "empan-papan"nya. Segala sesuatu itu harus pada tempatnya, harus tepat waktu dan segala sesuatunya. Programnya mungkin "bener, ning ora pener". Programnya mungkin benar, tetapi belum tentu betul.
Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. eh tapi kita tidak sedang mancing kaan?
Â
-ADL-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H