Surabaya, 1 September 2014
Semangat pagi!
Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu daerah yang ditetapkan sebagai Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK) pada tahun 2010. Hal tersebut ditetapkan berdasarkan Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) yang menempatkan Kabupaten Lombok Barat pada ranking 296 dari 440 kabupaten/kota pada tahun 2007.
Pada saat ini Kabupaten induk dari Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Utara ini tengah berusaha untuk bangkit. Beragam upaya telah dilakukan, meskitak selalu menunjukkan peningkatan yang memuaskan. Tetapi semangat ponggawa kesehatan untuk memberikan yang terbaik telah membuat catatan perubahan tersendiri. Perubahan ke arah perbaikan yang sangat menggembirakan.
STATUS GIZI BALITA DI LOMBOK BARAT
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 yang disandingkan dengan hasil Riskesdas 2007, maka terlihat kecenderungan trend status gizi balita di Kabupaten Lombok Barat yang turun tipis secara persentase. Hal ini terjadi baik pada balita dengan gizi buruk dan kurang, balita pendek dan sangat pendek, maupun balita kurus dan sangat kurus (lihat Gambar 1).
Meski terjadi trend penurunan yang tipis, tetapi tidak serta merta seluruh upaya perbaikan status gizi balita di Kabupaten Lombok Barat telah gagal. Di sisi lain tersimpan potensi upaya tenaga kesehatan yang luar biasa untuk bangkit dan berbuat. Apa pasal? Silahkan cermati Gambar 2 berikut;
Satu pondasi telah diletakkan. Pencatatan dan pelaporan pada seluruh balita “by name, by address” telah dilakukan. Langkah selanjutnya tinggal perbaikan sesuai indikasi status gizinya.
INDIKATOR KESEHATAN IBU DAN ANAK
Bagaimana dengan indikator KIA? untuk cakupan persalinan ke tenaga kesehatan terdapat perubahan definisi variabel yang menjadi lebih ketat. Pada Riskesdas tahun 2007 persalinan ke tenaga kesehatan dicakup semua tanpa melihat tempat persalinannya. Sedang untuk Riskesdas 2013 menjadi lebih ketat. Hanya persalinan oleh tenaga kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan saja yang dicatat. Meski demikian, Kabupaten Lombok Barat tetap membukukan catatan peningkatan persentase yang signifikan. Pada tahun 2007 tercatat hanya 76,45% saja persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, sedang pada tahun 2013 tercatat 90,90% ibu-ibu yang persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Untuk dua indikator mutlak lainnya, pemeriksaan KN1 dan imunisasi lengkap, juga menunjukkan peningkatan yang memuaskan;
Senyum dikulum...
Senyum semangat!
Semacam menunggu transferan gaji siang nanti
Senyuman lebar tanggal 1!
Hahahahahaha....
-ADL-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H