Mohon tunggu...
Agung Dwi Laksono
Agung Dwi Laksono Mohon Tunggu... peneliti -

Seorang lelaki penjelajah yang kebanyakan gaya. Masih terus belajar menjadi humanis. Mengamati tanpa menghakimi. Mengalir saja...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tour de Nenas; Catatan Perjalanan ke Kabupaten Timor Tengah Selatan

9 Mei 2016   09:00 Diperbarui: 9 Mei 2016   12:34 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber protein lain berupa protein nabati bisa didapat dari kacang merah dan kacang tanah. Hanya saja konsumsi kacang merah seringkali lewat sayur sup saja. Tidak ada kemampuan untuk membuat kreasi lain agar tumbuhan kaya protein ini menjadi lebih sering dikonsumsi. Sedang kacang tanah lebih sering diolah menjadi campuran sambal goreng.

Mampir ke Surga

Pada kesempatan lain saya bersama mas Zaldi (kameramen) berkesempatan mengambil gambar lanskap di lereng Gunung Mutis yang agak tinggi. Lelofui, demikian lereng tersebut diberi nama oleh orang Molo. Saat datang menginjakkan kaki pertama kali di lereng itu saya seperti tersentak. Terpaku tidak bergeming. Hanya mampu berdiri tanpa sanggup berkata apapun, hanya berdesis… “Ini surga…”. …dan lalu bagaimana saya bisa berhenti bersyukur?

a91-57302067377b61a707c77d37.jpg
a91-57302067377b61a707c77d37.jpg
Gambar 9a. “Surga” Lelofui; Sumber: Dokumentasi Peneliti

a9b-57302087e2afbdb80551277c.jpg
a9b-57302087e2afbdb80551277c.jpg
Gambar 9b. “Surga” Lelofui; Sumber: Dokumentasi Peneliti

a9c-573020a8377b619807c77d28.jpg
a9c-573020a8377b619807c77d28.jpg
Gambar 9c. “Surga” Lelofui; Sumber: Dokumentasi Peneliti

a9d-573020cd377b61a107c77d38.jpg
a9d-573020cd377b61a107c77d38.jpg
Gambar 9d. “Surga” Lelofui; Sumber: Dokumentasi Peneliti

a9e-573020e6377b61c307c77d3c.jpg
a9e-573020e6377b61c307c77d3c.jpg
Gambar 9e. “Surga” Lelofui; Sumber: Dokumentasi Peneliti

a9f-5730210a4323bd1d078a6786.jpg
a9f-5730210a4323bd1d078a6786.jpg
Gambar 9f. “Surga” Lelofui; Sumber: Dokumentasi Peneliti

Pada akhirnya kami harus pulang. Terbersit keengganan di antara kami dan orang Nenas, seakan tidak ikhlas meninggalkan dan ditinggalkan. Seperti ada tali yang mengikat kami untuk kebersamaan kami selama seminggu terakhir. Seutas selendang hasil tenunan mama inang dikalungkan di setiap leher kami oleh nona manis Molo Evi Tambelab, seakan kembali menegaskan bahwa ada sesuatu yang tinggi telah mengikat kami.

a10-57302144137b6179058d5379.jpg
a10-57302144137b6179058d5379.jpg
Gambar 10. Pengalungan Selendang saat Berpamitan Pulang; Sumber: Dokumentasi Peneliti

(ADL)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun