Diakhir tahun 2018, saya berkunjung kesini bersama dengan teman-teman organisasi dengan tujuan untuk mengikuti salah satu kegiatan tahunan organisasi. Kami menyempatkan untuk berkunjung ke keraton Kesultanan Buton.
Pemandangan didalam keraton sangat kental dengan nuansa budaya buton, baik masyarakanya, penataan lingkungannya yang bersih dan dipenuhi tanaman bunga dan pagar-pagar khas yang sebagian terbuat dari susunan batu.Â
Keraton Kesultanan Buton ini dikelilingi oleh benteng yang terbuat dari susunan batu seperti batu-batu tebing dengan ketebalan benteng sekitar 1 meter dan tinggi benteng yaitu antara 1 sampai 6 meter. Benteng karaton Kesultanan Buton berbentuk lingkaran dengan panjang keliling 2.740 meter.
Di dalam keraton terdapat beberapa peninggalan-peninggalan bersejarah seperti tiang bendera, meriam, masjid, aula, goa dan beberapa kuburan sultan. Penduduk yang tinggal didalam keraton lebih didominasi oleh keturunan bangsawan atau memiliki hubungan darah dengan sultan-sultan yang pernah memimpin Kesultanan Buton.
Beda halnya dengan Kota Baubau, walaupun letaknya masih didalam wilayah Kota Baubau, tapi suasana keraton sangat jauh dari bising, polusi, dan sampah yang disebabkan oleh kendaraan yang lalu-lalang.Â
Jika kita berdiri diatas benteng keraton, kita akan disuguhkan dengan hamparan pemandangan Kota Baubau, bahkan terlihat laut yang dipenuhi kapal-kapal kecil nelayan yang lalu-lalang. Akan tetapi, kita harus hati-hati untuk berdiri diatas benteng ini, karena dikaki benteng terdapat batu-batu tajam yang siap melukai jika kita sampai terjatuh (hahahah...).
Kita bisa berswafoto di tiang bendera tersebut sambil memegangnya dan jangan khawatir, walaupun kayunya sudah tua tapi masih cukup kuat untuk sekedar dipegang (hahaha..). Tinggi tiang bendera tersebut sekitar 7 meter, tapi agak bengkok. Letak tiang bendera ini tepat berada disamping masjid klasik yang memiliki nilai sejarah juga.
Setelah memeluk Islam, beliau lalu merubah sistem pemerintahan kerajaan menjadi kesultanan pada tahun 1541 M. Beliau juga merupakan sosok peletak dasar-dasar pemerintahan berlandaskan Islam. Oh iya, nama Raja Buton ke IV ini yang kemudian menjadi sultan pertama Kesultanan Buton adalah Sultan Murhum Qaimuddin Khalifatul Khamis.
Tapi jika anda dari luar Kota Baubau, anda bisa menggunakan kendaraan sepeda motor untuk satu daratan, kapal laut dengan biaya sekitar Rp 200 ribu, atau pesawat yang mendarat di Bandar Udara Betoambari Baubau  dengan biaya sekitar kurang dari Rp 2 juta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H