Mohon tunggu...
Syahroni Batik
Syahroni Batik Mohon Tunggu... Penulis - Sedang Belajar Agribisnis

Selain menulis artikel ilmiah, Tertarik juga menulis artikel-artikel ringan di media massa

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Usaha Tanaman Hias: Janda Bolong dengan Manfaat Multiplier Effect

30 Oktober 2020   17:34 Diperbarui: 30 Oktober 2020   18:23 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu sektor usaha yang sebagian besar pelakunya didominasi oleh UMKM adalah usaha tanaman hias. Tanaman hias adalah tanaman yang mempunyai nilai keindahan baik bentuk, warna daun, tajuk maupun bunganya. Jenis Tanaman hias yang saat ini permintaannya tinggi adalah tanaman hias daun Janda Bolong (Monstera Variegata). Permintaan tanaman hias Janda Bolong di pasar dunia yang tinggi, menjadikan tanaman ini sebagai komoditas ekspor Indonesia dengan tujuan negara-negara seperti Singapura, Jerman, Kanada, Belanda, Belgia, Inggris, Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Harga tanaman hias Janda Bolong dipasar domestik terbilang tinggi, yaitu berkisar antara Rp 40 -- 120 juta. Daun Janda Bolong dalam 1 pot dengan 3 helai daun dipatok seharga Rp 90 juta, namun anakan dengan daun kecil-kecil dihargai Rp 45 juta. Usaha tanaman hias daun Janda Bolong dimasa Pandemi Covid-19 sangat tepat. Hal ini karena, budidaya tanaman ini dapat dilakukan dipekarangan rumah dan jual-beli tanaman ini dapat dilakukan secara online. Manfaat dari usaha tanaman hias daun Janda Bolong mencakup beberapa aspek yaitu ekonomi, psikologi dan estetika.

Ekonomi. Usaha tanaman hias daun Janda Bolong dapat diusahakan ditingkat usaha rumahtangga yang seluruh sumberdaya berasal dari anggota keluarga. Hal ini dapat membantu menekan angka penggangguran akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran, yang pada akhirnyaa dapat membantu pemulihan ekonomi.

Psikologi. Restriksi sosial yang menekankan semua pekerjaan atau aktifitas harian dilakukan dirumah, kecuali aktifitas tertentu saja yang dilakukan diluar rumah. Hal ini berdampak pada kurangnya interaksi sosial antar secara langsung yang berdampak pada memburuknya psikologi masyarakat karena bosan, apalagi restriksi sosial telah dilakukan sejak April 2020. Oleh karena itu, usaha tanaman hias dapat menjadi salah satu solusi untuk memberikan kegiatan produktif bagi masyarakat sehingga dapat mengurangi kebosanan selama restriksi sosial.

Estetika. Tanaman hias tentunya memiliki nilai estetika yang dapat membantu mencerahkan suasana hati dan membantu keindahan pada ruangan maupun lahan terbuka hijau.

Agar usaha tanaman hias memberikan manfaat yang maksimal, tanaman hias harus dibudidayakan secara baik. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan yang baik di aspek hulunya seperti pemilihan bibit, media tanam, pemupukan, pengairan secara teratur. Kegiatan di aspek hilirnya dapat dilakukan dengan pensortiran, pengemasan, pemasaran dan penjualan yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun