Bagi Para Penerima Kritik
Kita semua tentu tahu bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Setiap orang pasti ada kelebihan dan kekurangan. Yang terpenting adalah jangan sampai kita bersikap sombong dengan kelebihan yang kita punya dan sebaliknya tak merasa rendah diri dengan kekurangan yang ada.
Pernah melakukan kesalahan itu adalah hal yang manusiawi karena manusia memang tak pernah luput dari kesalahan. Kesalahan yang dilakukan bisa dijadikan pelajaran yang berharga untuk jadi lebih baik ke depannya. Tapi memang tak mudah untuk menjadi seseorang yang berjiwa besar. Menjadi pribadi yang mau mengakui kesalahan, mau menerima kritik dan saran.
Terkadang tanpa kita sadari, kita merasa malu jika mendapat kritikan bahkan seolah-olah tak terima jika ada yang mengkritik. Padahal jika kita mau memahaminya, makna kata kritik itu sangat luar biasa manfaatnya bagi kita. Kritikadalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan (Wikipedia).
Ada tujuan baik dari kata kritik itu. Seharusnya kita berterima kasih jika mendapat kritikan karena itu sebagai suatu bentuk perhatian yang mengandung tujuan baik. Memang cara menyampaikan kritik setiap orang berbeda-beda, ada yang lembut dan ada yang spontan blak-blakan. Tapi percayalah itu merupakan bentuk simpati mereka kepada kita.
Bagi Para Pengkritik
“Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan nampak”. Sebuah pribahasa yang mengandung banyak makna tapi jika kita hubungkan dengan kata kritikan pribahasa ini dapat mengingatkan kita agar kita tidak menjadi orang yang hanya bisa melihat kesalahan atau kekurangan orang lain apalagi sampai membesar-besarkan kesalahan kecil yang dia lakukan.
Selain itu, mari kita sama-sama belajar untuk menyampaikan kritik dengan untaian kata yang lembut dan bersahabat. Para penerima kritik pasti akan dengan senang hati menerimanya. Bayangkan saja seandainya kita yang dikritik. Tentu kita akan lebih mudah menerima bagi mereka yang menyampaikannya dengan penuh etika.
*Semoga kita bisa menjadi penerima kritik yang berjiwa besar dan pengkritik yang penuh etika”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H