Mohon tunggu...
Adkhilni Jannata
Adkhilni Jannata Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

generasi muda Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Pusat Kesehatan Masyarakat dan Tenaga Kesehatan dalam Pengawasan Serta Penanggulangan Demam Berdarah

17 September 2024   19:50 Diperbarui: 17 September 2024   19:56 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

PERAN PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DAN TENAGA KESEHATAN DALAM PENGAWASAN SERTA PENANGGULANGAN DEMAM BERDARAH

ADKHILNI JANNATA/191241044

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Hingga minggu ke-17 tahun 2024, tercatat 88.593 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan 621 kasus kematian di Indonesia. Berdasarkan laporan, dari 456 kabupaten/kota di 34 provinsi, kematian akibat DBD terjadi di 174 kabupaten/kota di 28 provinsi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak kemarau akan terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2024. Pada Juli 2024, kemarau diprediksikan terjadi di sebagian pulau Sumatera, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Kalimantan Barat, dan sebagian Kalimantan Utara. Sedangkan pada Agustus 2024, kemarau diprediksi terjadi di sebagian Sumatera Selatan, Jawa Timur, sebagian besar Pulau Kalimantan, Bali, NTB, NTT, sebagian besar Pulau Sulawesi, Maluku, dan sebagian Pulau Papua.

Faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit berdasarkan segitiga epidemiologi dipengaruhi oleh faktor manusia sebagai host, termasuk nyamuk Aedes Aegypti sebagai vektor penular DBD dan lingkungan. Lingkungan secara signifikan mempengaruhi kesakitan bagi setiap individu termasuk sosial, ekonomi dan lebih utamanya perilaku masyarakat, meningkatnya mobilitas penduduk, kepadatan hunian, semakin baiknya sarana transportasi dan masih terdapat tempat perindukan nyamuk penular DBD (Pujiyanti, 2014).

Dalam konteks Demam Berdarah Dengue (DBD), peran puskesmas dan tenaga kesehatan masyarakat sangat penting untuk mengurangi angka kejadian dan kematian akibat penyakit ini. Puskesmas perlu menyediakan layanan medis dasar, termasuk pengobatan awal DBD. Pasien yang mengalami gejala DBD dapat dirujuk ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan awal yang tepat, seperti konsumsi cairan untuk mencegah dehidrasi, kompres hangat, dan obat simptomatik. Selain itu, puskesmas melakukan kegiatan pencegahan massal seperti fogging (penyemprotan nyamuk) dan distribusi obat nyamuk. Tak kalah penting bahwa puskesmas juga berperan dalam koordinasi antarinstansi kesehatan untuk mengatasi wabah DBD. Mereka bekerja sama dengan rumah sakit dan tim kesehatan lainnya untuk melakukan pengawasan dan pengendalian wabah.

Di sisi tenaga kesehatan masyarakat, mereka perlu turut andil dalam berperan sebagai pelaksana pelayanan kesehatan di puskesmas. Hal ini dapat dilakukan melalui penyuluhan kesehatan lingkungan yang bebas dari DBD, seperti program 3M Plus. Adapun yang dimaksud dengan 3M Plus adalah 1) Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan; 2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk; 3) Menggunakan kelambu saat tidur; 4) Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk; 5) Menanam tanaman pengusir nyamuk, 6) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah; 7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain. Tak cukup disitu saja, tenaga kesehatan masyarakat juga bertanggung jawab dalam pengelolaan fasilitas pelayanan kesehatan. Mereka melaksanakan penapisan rujukan sesuai indikasi medis dan sistem rujukan, serta meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan.

Untuk memerangi DBD, puskesmas dan tenaga kesehatan Masyarakat wajib bekerja sama dalam sistem kesehatan masyarakat. Mereka bekerja sama untuk mengidentifikasi, memberikan pengobatan awal, pencegahan massal, pertolongan pertama, dan koordinasi antarinstansi. Tak hanya peran dari puskesmas dan tenaga kesehatan masyarakat saja, namun perlu bantuan dari masyarakat itu sendiri. Sudah saatnya masyarakat waspada, serta menaati tentang imbauan yang disampaikan terlebih tentang DBD ini. Hal ini karena pasti demi kebaikan bersama, demi Indonesia yang lebih sehat dan nantinya mencetak generasi emas 2045.

KATA KUNCI : Kesehatan, Nyamuk, Puskesmas,

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun