Tak ada satupun Manusia yang mampu menebak masa depan.
Tidak bagi seorang yang bergelar Profesor Doktor sekalipun.
Akal Budi Manusia hanya terbatas pada kemampuan untuk menebak, apa yang "mungkin" bisa terjadi kedepannya.
Sebagian menebak berdasarkan analisa data plus statistik yang mereka punya.
Sebagian lagi menebak karena bisikan Ghaib yang entah darimana datangnya.
Kelompok pertama Masih bisa diajak diskusi dan tebakannya bisa berubah seiring waktu, sementara Kelompok kedua -biasanya- keras kepala, percaya apa yang dia yakini adalah kebenaran mutlak.
Persis seperti situasi Kelompok masyarakat di Negeri ini ketika tiba saatnya memilih pemimpin.
Ketika semua pecinta bola melihat performa Man Utd yang terus menunjukkan performa positif, nyaris semua pihak berani mengatakan -menebak- bahwa peluang Man Utd untuk meraih lebih dari 1 trophy musim ini cukup besar. Apalagi, sampai tulisan ini dibuat, Man Utd Masih berlaga di 4 kompetisi yang mereka ikuti.
Data & statistik itu juga yang membuat nyaris tak ada satupun pecinta bola yang menyangka, apalagi menebak bahwa Man Utd akan dilibas 7-0 tanpa balas di markas L'Pool, musuh bebuyutannya.
Semua kaget, semua terhenyak.
Bahkan seorang Klopp sang juru taktik tim pemenangpun merasa "aneh" dengan kemenangan itu.
Pun selanjutnya tak satupun pundit sepakbola yang menebak bahwa dipertandingan berikutnya, Casemiro akan menerima kartu merah... Tak ada.
Hingga semua "tebakan" para penikmat bal-balan jadi berubah total karenanya.
Casemiro-lah sosok "pembeda" yang membawa perubahan positif pada performa Man Utd, diawali dari kemenangan atas Liverpool, dan menang tandang vs Southampton. Dan entah kebetulan atau tidak, Kekalahan Atas Liverpool itu berlanjut dengan gagal menang atas Southampton -juga- dengan "key moment"nya adalah kartu merah Casemiro.
Selanjutnya bisa ditebak, Semua tebakan-tebakan awal itu jadi berubah, seolah menguap entah kemana.
Lagi-lagi, da tetap, statistik yang jadi acuannya.
Perubahan tebakan yang masuk Akal. dari data yang ada, Rasio kemenangan Man Utd saat Casemiro bermain adalah 75%.
Berbanding jauh ketika Casemiro tidak dimainkan, rasio kemenangannya hanya mencapai 43%. Itupun masih dengan catatan, jumlah pertandingan tanpa Casemiro jauh lebih sedikit daripada saat dia dimainkan. Dengan kata lain, kalau jumlah pertandingannya sama, rasio kemenangan tanpa Casemiro bisa jauh lebih kecil lagi. Â
Bahkan kini para pundit yang tadinya sempat optimis dengan capaian Man Utd, berbalik jadi Meragukan peluang kedepannya.
Bukan tanpa alasan, Kondisi Man Utd saat ini memang cukup menghawatirkan. Semata bukan cuma karena Casemiro seorang.
Lini tengah yang sepanjang musim ini begitu solid memang terancam berantakan. Sudah tanpa Casemiro, Cristian Ericksen-pun masih cedera, sementara Sabitzer belum juga Fit, sang Prodigi yang selalu diandalkan untuk jadi solusi kebuntuan, the Wonder Boy Garnacho malah ikutan cedera ...
ibarat pepatah, Sudah jatuh tertimpa tangga. Apakah saat terjatuh itu masih terguling dan nyemplung ke Got juga masih ada kemungkinan. Bahkan bisa saja saat ada dikubangan got tiba2 hanyut terbawa Air Bah. Sungguh apes yang paripurna kalau sampai itu terjadi. Lini Tengah Man Utd saat ini memang seperti "kembali" ke setelan Pabrik era rezim lama, OGS.
Suka tidak suka, Man Utd akan kembali mengandalkan Poros Bruno - McTomm - Fred, poros andalan Era OGS.
Buat para Fans MU, pesimisme para Pundit itu tidak serta merta diamini.
Fans Man Utd tentu berharap, dan percaya ETH punya solusi atas masalah yang terjadi di area "Mesin penggerak" team ini. Mereka tetap Optimis Klub kesayangannya Masih akan mampu mendulang hasil positif dengan kondisi yang ada. Optimisme yang sebenarnya lebih kepada harapan sekaligus menghibur diri, ditengah euforia performa klub sejauh ini.
Â
Kalau Saya sih mau coba berpikir realistis saja.
Dengan melihat "prestasi" Man Utd selama 8 tahun terakhir, dengan Manager baru dan situasi "internal" yang belum sempurna, apa yang sudah mereka capai sejauh ini, bagi Saya sudah bisa dibilang 'beyond the expectations'.
jadi, kalau Man Utd saat ini mampu melangkah lebih jauh lagi, itu sudah bonus.
Kalaupun kedepan jadi banyak meraih hasil negatif, -mudah mudahan- Saya bisa menerimanya dengan tetap tersenyum. Mungkin juga akan tetap tersenyum membaca postingan-postingan para pembuli dan pembenci.
Kata orang bijak, jalan kehidupan itu memang seperti Roller Coster.
Ada naik turunnya. Kita menghindari momen turunan curam, tapi justru menikmati sensasi setelahnya.
Jalani saja yang sedang dllalui, kalau bisa menikmati, nikmati.
karena dalam kehidupanpun, Kamu baru benar2 akan menikmati arti Sebuah kemenangan, kalau sudah tersakiti oleh kekalahan.
TETAP SEMANGAT
14.03.23.
SAM yang bukan SAF.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H