Semua adalah juara, jika mau saling kerjasama untuk memajukan bangsa. Jadi untuk yang kecewa karena kalah dalam pemilihan, sejatinya kursi oposisi sangat dibutuhkan untuk diisi dalam demokrasi.
Tentu saja kita ucapkan selama untuk Joko Widodo -- Ma'ruf amin yang memenangkan pilpres 2019, selama dengan beban tugas yang tidak mudah. Karena sejatinya beban kini dipikul keduanya. Sementara penghargaan juga diberikan untuk Prabowo Subianto -- Sandiaga Uno, yang sudah dengan sikap dewasa menghormati keputusan Mahkamah Konstitusi yang menolak seluruh permohonan yang sempat diajukannya.
Kabar soal akan adanya pertemuan Jokowi dan Prabowo tentu harus kita sambut baik. Sejak awal semua pihak sangat berharap, jabat tangan dan rangkulan keduanya bisa terwujud untuk menurunkan tensi politik yang dalam 10 bulan terakhir tinggi.Â
Kapan hari itu ? masih belum ada yang tahu. Lagi-lagi kedewasaan berpolitik para elit diuji, tapi biarlah mereka menikmati perannya masing-masing itu sementara ini hingga semua bisa move on.
Rekonsiliasi itu bukan basa-basi, dan harus terealisasi. Bukan berisikan negosiasi tapi mempererat silaturahmi. Saya tidak berharap ada bagi-bagi kekuasaan, tapi bukan berarti keduanya itu dalam posisi bermusuhan.Â
Mungkin ada baiknya jika yang dibagi adalah tentang konten kampanye keduanya, jika ada hal-hal yang menjadi pemikiran baru pasangan Prabowo - Sandi misalnya, kenapa tidak diadopsi dan masuk dalam program-program Jokowi - Amin. Â Ini lebih berharga dari sekedar tawar menawar posisi.
Menguatkan Silaturahmi
Pemilu 2019 adalah pemilu dengan jumlah partisipasi terbanyak, menang selisih 11 persen, antar kandidat pada pilpres yang sudah lewat ini menujukan dukungan untuk masing-masing paslon tinggi. Terkadang, potensi massa ini sebagian orang ingin terus dipelihara, namun sebagai rakyat satu bangsa, saatnya melebur kembali dalam jalinan silaturahmi.
Mungkin dulu memilih Prabowo - Sandi, tapi kedepan pemimpinnya adalah Jokowi - Amin, pun juga bagi yang terpilih, baik yang memilih dan tidak saat 17 April lalu semua adalah Rakyat Indonesia yang harus mendapatkan perhatian dan layanan yang sama. Mencintai pemimpin dalam alam demokrasi tidak hanya dengan mengagung-agungkan saja, kritik solitif menjadi bumbu yang penting dalam pembangunan.
Yang Menang Jangan Jumawa
Koalisi Adil Makmur sudah bubar, dipihak lain koalisi Jokowi -- Ma'ruf Amin yang gemuk kini masuk agenda baru. Posisi menteri dalam kabinet kedepan adalah perebutan. Mungkin benar memilih pembantunya itu adalah hak prerogratif Presiden tapi faktanya usulan partai kental mewarnai keputusan itu. Â
Mereka yang menang pemilu (Jokowi - Ma'ruf Amin) saatnya menyusun rencana, memilih orang-orang terbaik untuk nanti duduk di kabinet guna merealisasikan janji-janjinya.Â
Amanah yang diemban tidak mudah, dan harus mampu dibuktikan jika tak ingin berdosa. Maka dari itu tak perlu pesta pora untuk merayakan kemenangan ini, cukup dengan mengucap syukur dan siap kerja sesuai jargon yang selalu disampaikan selama ini. Kesombongan hanya akan menurunkan citra dan kharisma, ingat jabatan adalah ujian yang bisa jadi boomerang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H