Untuk bisa mencapai puncak, tidak lah bisa dilakukan dalam sekali perjalanan, terlebihh dahulu para pendaki harus mendirikan tenda di kaki Puncak burni telong. Harus menjadi catatan juga, karena suhu di lokasi penginapan ini sangat dingin dan malam hari kemungkinan besar akan selalu hujan, haruslah dipersiapkan baju yang tebal, untuk mengantisipasi suhu dingin yang akan menusuk hingga ke tulang.
Setelah beristirahat, pukul 03.00 dini hari, harus melanjutkan pendakian kembali, jalur yang ini lebih terjal dan menantang. Ditambah dengan keaadaan gelap malam, maka dari itu perlengkapan harus lengkap, yang sangat terpenting sarung tangan, jaket, sepatu, dan senter harus tersedia.
Dibutukan waktu sekitar 4 jam untuk sampai kepuncak dari lokasi penginapan, dijalur ini bisa juga beristirahat di sebuah Gua, tidak terlalu besar, tapi cukuplah untuk mengistirahatkan tubuh yang lelah dikarenakan harus terus mendaki. Disepanjang jalur ini akan kita temukan si “Bunga Abadi”, dikiri kanan jalur, ia bersembunyi dintara semak belukar hutan pengunungan, jika kita beruntung, mata akan dimanjakan oleh keindahan bunganya. Dianjurkan untuk tidak memtik bunga ini, dikarenakan status nya yang kini menjadi tanaman yang langka.
Dari gua, mulai lah kita harus berjalan merangkak, pegangan hanya pada bebatuan, dibutukan waktu selama 1 jam melewati perjalanan ekstrem hingga sampai dan menginjak kan kaki di Puncak.
Sunrise, akan menyambut tepat dipuncak, jika beruntung, sunrise akan terlihat dengan jelas tanpa ditutupi oleh awan-awan. Sungguh suatu harga yang pantas dengan segala perjuangan sampai ke puncak, dengan suguhan keindahan Alam dan kecantikan si bunga "Abadi" dari ketinggian 2624 Mdpl, Puncak Gunung Berapi Burni Telong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H