Mohon tunggu...
Adi Umar
Adi Umar Mohon Tunggu... -

baru menikah...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hasad dan Dengki

16 Juli 2012   04:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:55 1513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kalian, dan jangan melihat orang yang ada di atas kalian, karena itu lebih pantas agar kalian tidak menganggap remeh nikmat Allah yang telah diberikan kepada kalian.” (HR. Bukhari Muslim dari  Abu Hurairah رضي الله عنه)

Dengan sering menengok orang yang lebih rendah dari kita, mendorong kita untuk banyak bersyukur kepada Allah. Sehingga dengan itu, kita pun tak tersibukan dengan kelebihan orang lain. Maka, terhindarlah kita dari hasad.

3. Selalu dekat dengan orang yang dihasadi, mengingat-ingat kebaikannya dan mendoakannya tanpa sepengetahuannya.

“Doa seorang muslim kepada saudaranya tanpa sepengetahuannya dikabulkan. Di samping kepalanya ada seorang malaikat yang diwakilkan untuknya. Setiap kali ia mendoakan saudaranya dengan kebaikan, malaikat ini berkata, “Amin dan bagimu juga apa yang kamu doakan” (HR.Muslim dari Abu Darda’ رضي الله عنه)

Dengan selalu dekat dengan saudaranya, mengingat-ingat kebaikannya dan mendoakan kebaikan untuknya, memperkecil kemungkinan munculnya hasad. Karena, bagaimana mungkin ia tega membenci dan iri kepada orang yang selama ini dekat dengannya dan telah berbuat baik kepadanya?

Sungguh, telah ada teladan yang baik dalam hal ini pada diri para sahabat Nabi, yaitu dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Di antara mereka ada yang miskin dan ada yang kaya, dan di antara mereka ada yang memiliki kedudukan yang tinggi di masyarakat dan ada yang lebih rendah darinya. Namun, keadaan itu tidak mendorong mereka untuk saling dengki dan hasad, justru mereka adalah “orang-orang yang keras terhadap orang-orang yang kufur, tetapi berkasih sayang sesama mereka” (QS. Al-Fath: 29)

Bahkan yang menjadi ciri mereka: “mereka mengutamakan (saudara-saudara mereka), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). ” (QS. Al-Hasyr: 9).

Mudah-mudahan kita bisa meniru dan meneladani mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun